PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Sesosok Mayat Teronggok di Saluran Irigasi Subak Benana

Selasa, 11 Oktober 2016

00:00 WITA

Tabanan

4888 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Tabanan, suaradewata.com – Warga Banjar Penebel Kelod, Desa/Kecamatan Penebel, geger pada Selasa pagi (11/10/2016). Ini menyusul penemuan sesosok mayat laki-laki di saluran irigasi Subak Benana. Saat ditemukan, mayat laki-laki itu kondisinya sangat mengenaskan, sudah membusuk dan kulitnya terkelupas.

Belakangan diketahui, identitas mayat tersebut adalah I Made Subadi,58, dari Banjar Kedampal, Desa Mengesta, Penebel. Bila dikaitkan dengan kondisi tubuhnya, korban sudah meninggal sekitar empat hari sebelumnya.

Informasi di lapangan menyebutkan, jenazah korban ditemukan sekitar pukul 08.00 Wita. Saat ditemukan, jenazah korban terlihat mengenakan kaos putih kombinasi merah di kanan dan ada tulisan Tacikara. Sementara, di kirinya ditemukan tulisan Proteam dan bagian bawahnya tanpa mengenakan celana. 

Penemuan jenazah korban berawal dari pemeriksaan saluran irigasi yang dilakukan saksi I Made Suamba dan saksi Wayan Wirayana selaku Kelian Subak Benana. Setibanya di lokasi penemuan, mereka mendapayi ada mayat yang sudah tidak utuh menggunakan baju putih kombinasi merah, tanpa celana, dan kulit terkelupas di dalam air saluran irigasi.

Penemuan itu kemudian dilaporkan kepada Kelian Banjar Pitra dan selanjutnya diteruskan ke pihak Polsek Penebel.

Kapolsek Penebel AKP Wayan Dastra saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Pasca menerima laporan pihaknya langsung ke lokasi penemuan untuk melakukan identifikasi dan evakuasi.

Dari hasil identifikasi, terungkap bahwa jenazah korban merupakan orang yang sempat dilaporkan hilang oleh salah seorang keluarga beberapa hari sebelumnya. Dan, ciri-ciri pada jenazah korban dikenali oleh pihak keluarga yang sempat melaporkan kehilangan.

"Untuk tanda-tanda kekerasan tidak ada. Kemungkinan dia karena depresi tidak pernah di rumah, sebatang karang keluarganya kan tinggal di Denpasar. Dia  sering meninggalkan rumah, dia pikir jalan-jalan, orang jarang dia di rumah keliling terus," ucap Dastra.

Dia menuturkan bahwa diperkirakan penyebabnya kemungkinan korban mandi kemudian hanyut. Karena selama ini hujan terus-menerus. Dan, saluran di irigasi lumayan besar. Karena tidak ada saksi yang melihat saat itu, dugaan sementara korban diperkirakan terseret air.

"Tadi kita temukan di TKP celananya tidak ada. Hanya pakai baju warna putih dan merah. Kemungkinan dia buang air besar dan terseret air. Dia sering dilihat warga sekitar ke tempat itu, mencari kelapa hanyut, jatuhan kelapa, biji bijian, kalau dilihat mayatnya sekitar tiga empat harian, karena membusuk dan kulitnya terkelupas," ucapnya. ang/hai

 


Komentar

Berita Terbaru

\