Ada Apa dalam Seleksi Tenaga Kontrak RSUD Bali Mandara?
Minggu, 09 April 2017
00:00 WITA
Denpasar
20298 Pengunjung
Denpasar, suaradewata.com - Salah seorang peserta seleksi penerimaan tenaga non PNS/ kontrak RSUD Bali Mandara Provinsi Bali, mengaku shock lantaran saat melihat pengumuman, namanya tak muncul dalam daftar. Peserta ini pun mencurahkan perasaan hatinya atas kondisi ini melalui akun facebook miliknya dengan nama Mellysa Kowara.
"Super shock melihat pengumuman hasil seleksi Rumah Sakit Bali Mandara pagi ini. Saya mendaftar pada bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat berbekal IPK 3.87, pengalaman kerja, pengalaman pelatihan dan seminar, kemampuan bahasa inggris IELTS yang sudah dikategorikan competent user dan pengalaman organisasi," tulis jebolan Universitas Udayana itu.
Pada saat tes tulis menggunakan CAT, demikian Mellysa Kowara, hasil tesnya menempati peringkat dua (2) dari seluruh pelamar Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan total nilai 394. Hasil memuaskan ini, tentu saja membawa harapan bagi Mellysa Kowara. Hanya saja, ia mulai ragu, sistem gugur yang digunakan setelah tes tulis CAT justru tiba-tiba diubah. Semua yang mengikuti tes CAT, justru berhak untuk ikut tes wawancara.
"Dari sana feeling sudah ga enak. Tapi saya tetap optimis mengikuti tes wawancara. Tes wawancara berlangsung selama 2 menit, dan saya mampu menjawab semua pertanyaan bahkan ada dengan bahasa Inggris," beber Mellysa Kowara.
Setelah selesai wawancara, interviewer bahkan sempat mengatakan kepada Mellysa Kowara bahwa jawaban dan presentasinya sangat bagus. Sayangnya, semua itu ternyata tak mampu mengantarkan Mellysa Kowara, lolos dalam seleksi ini.
"Saya melihat pada pengumuman, nama saya tidak lulus. Dan setelah saya cek, ada 7 orang yang lulus berada pada peringkat puluhan bahkan ratusan pada hasil tes tulis CAT. Apakah masuk logika wawancara 2 menit mengubah segalanya?" keluh Mellysa Kowara.
Ia pun merasa ada yang aneh dalam penentuan kelulusan seleksi ini. "Saya bukan sombong mengatakan bahwa saya sangat qualified, tapi dari hasil tes dan wawancara saya merasa semua baik-baik saja, bahkan dengan kemampuan bahasa Inggris yang cukup baik, pengalaman kerja dan organisasi serta IPK yang cumlaude," imbuhnya.
Terhadap kejanggalan ini, sebagai Warga Negara Indonesia, Mellysa Kowara mengaku ingin menuntut keadilan. "Saya bukan seseorang yang memiliki koneksi pejabat atau uang buat nombok sana-sini. Saya hanya orang yang berbekal kemampuan otak, yang itupun saya dapatkan dengan belajar siang dan malam. Mohon untuk diperhatikan bagi para pemegang kebijakan," pungkasnya.san/aga
Komentar