Nusantara Bersatu di Renon Dihadiri Ribuan Massa
Rabu, 30 November 2016
00:00 WITA
Denpasar
3613 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Doa bersama dalam rangka acara Nusantara Bersatu dipusatkan di Lapangan Nitimandala Renon Denpasar, Rabu (30/11) pagi. Kurang lebih 1000 orang tampak khusuk memanjatkan doa bersama yang dihadiri oleh warga Bali, tokoh dan pemuda lintas agama, anggota TNI Polri, Ormas, PNS, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, Pangdam IX Udayana Mayjend TNI Kustanto Widyatmoko, Kapolda Bali Irjen Pol Sugeng Priyanto, para tokoh etnis lintas nusantara di Bali, dan berbagai elemen masyarakat lainnya.
Acara yang diawali dengan berbagai orasi tentang pentingnya kebhinekaan di Indonesia, pembacaan puisi dan doa bersama dari seluruh pemimpin agama di Bali ini, ditutup dengan pentas seni budaya nusantara dan kirab pertunjukan tank anoa dan leopad.
Gubernur saat dikonfirmasi terkait acara tersebut mengatakan, jika saat ini banyak generasi muda yang gagal paham tentang ideologi bangsa.
"Tadi saat berorasi saya bertanya. Apakah aku adalah Indonesia atau Indonesia adalah aku. Apa itu Pancasila, mengapa Pancasila itu ada, dan bagaimana mengimplementasikannya?" tanyanya. Menurutnya, saat ini banyak generasi muda yang gagal paham dan bahkan tidak mau paham soal ideologi bangsa.
"Anak-anak muda sekarang semua pada gagal paham dan bahkan tidak mau paham tentang tentang ideologi bangsa ini. Kalau semua pertanyaan tadi dijawab, itu sangat lengkap, dan situasinya tidak seperti yang terjadi sekarang ini," ujarnya.
Ia berharap agar tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, pendidik agar mengajarkan tentang perbedaan dan kebhinekaan Indonesia dan jangan sekali-sekali mengajarkan tentang mempertebal perbedaan yang ada," ujarnya.
Ketua FKUB Bali Ida Pengelingsir Agung Putra Sukahet mengatakan, disaat kerukunan rakyat Indonesia sedang dalam cobaan, masyarakat Bali yang juga masyarakat Indonesia dalam keadaan sehat, rukun, damai dan kompak, bersatu untuk berdoa memohon kehadapan Tuhan agar diberi kedamaian.
"Melalui acara di tanah Renon ini, kita berseru kepada seluruh masyarakat indonesia. Kita mohon dituntun dan disadarkan kembali bahwa kerukunan, persatuan dan kesatuan adalah segala-galanya. Kerukunan yang dilandasi cinta kasih umat sesama manusia dan dilandasi Pancasila dan Bhineka tunggal ika dalam wadah Indonesia," jelasnya. Perbedaan dibutuhkan untuk menambah warna warni kehidupan agar semakin indah serta perbedaan merupakan dinamika dalam kehidupan.
Sementara itu, Ketua MUI Bali Taufik As'adi menjelaskan, kebhinekaan itu merupakan kondisi Indonesia yang sudah terberi sejak awal. Indonesia harus bersyukur memiliki perbedaan karena dari perbedaan itu Indonesia bisa belajar banyak hal seperti toleransi, kerukunan, kehamonisan, dan sebagainya.
"Bali sebagai pusat pariwisata dunia harus menjadi pelopor kedamaian dalam kebhinekaan. Inilah yang harus diperjuangkan terus menerus di negeri ini," ujarnya. Saat ini Bali masih menjadi nomor dua dalam implementasi keharmonisan dalam kebhinekaan agama, suku, ras dan golongan.
"Di Indonesia, nomor satunya ada di NTT, dan nomor 2 ada di Bali soal kerukunan hidup antaraumat beragama. Ini harus ditingkatkan di masa yang akan datang," ujarnya.
MUI Bali juga menghimbau, dimana pun umat Muslim beraksi harus tetap menjaga kedamaian, kebhinekaan dan keharmonisan.ids/aga
Komentar