Siap, Sigap dan Tanggap MenghadapiTeror
Kamis, 21 Januari 2016
00:00 WITA
Nasional
3893 Pengunjung
Opini, suaradewata.com - Serangan mendadak Teroris di Sarinah tidak berhasil menciptakan suasana panik di Ibu Kota Negara. Serangan tersebut justru semakin menyatukan masyarakat Indonesia untuk bersatu-padu dalam melawan teroris. Pasca terjadinya penyerangan dan pengeboman, publik menunjukkan ketegasannya dalam melawan terorisme dengan munculnya hastag-hastag yang kontra terhadap aksi terorisme. Masyarakat kini lebih cerdas dalam menanggapi peristiwa yang terjadi di jantung negara hingga muncul perdebatan agar tidak menggunakan hastag #PrayforJakarta agar tidak menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan atas peristiwa tersebut.
Apresiasi juga patut diberikan kepada aparat keamanan yang menjalankan tugasnya dengan cepat. Tak lama setelah pengeboman, pihak kepolisian langsung dapat melumpuhkan pelaku pengeboman walaupun tetap ada korban dari pihak kepolisian. Polri memastikan bahwa tidak ada pelaku ledakan dan penembakan yang selamat di Jalan MH Thamrin, kawasan Sarinah, Jakarta Pusat. Tidak ada pelaku yang ditangkap hidup-hidup. "Pelaku terdeteksi berjumlah lima orang. Lima pelaku tewas semuanya," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Charliyan pada Kamis sore. Kelima pelaku tewas di lokasi berbeda. Tiga pelaku tewas di pelataran Starbucks Coffee, Sarinah. Seorang dari tiga pelaku itu meledakkan diri. Adapun dua pelaku lainnya tewas setelah dilumpuhkan timah panas polisi.
Berbeda dengan peristiwa pengeboman di Paris dan Bangkok, identitas pelaku pengeboman terungkap cepat. Dalam 24 jam para pelaku teridentifikasi sebagai bagian dari jaringan Bahrun Naim. Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Tito Karnavian menjelaskan para pelaku teror bom Sarinah merupakan salah satu anggota dari kelompok Bahrun Naim. Kelompok itu ingin terlihat eksis karena otaknya, Muhammad Bahrunnaim Anggih, ingin mendirikan Katibah Nusantara, sayap organisasi ekstrimis ISIS untuk kawasan Asia Tenggara."Dia ingin menjadi pemimpin untuk kelompok ISIS di Asia Tenggara," ujarnya.
Reaksi bangsa Indonesia terhadap bangsa Indonesia menunjukkan bahwa karakter bangsa yang kuat dan sangat membenci tindak kekerasan. Sikap seperti harus dipertahankan oleh masyarakat untuk selalu bersatu dalam memerangi ancaman terhadap bangsa. Melalui peristiwa ini kita masih bisa melihat bahwa nilai-nilai Pancasila masih tertanam dalam bangsa Indonesia. Ideologi yang tetap menyatukan bangsa dalam kemajemukan baik etnis, suku, ras dan terkhususnya agama.
Restorasi Situasi Pasca Pengeboman
Penyerangan teroris tidak menyurutkan masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti hari biasa. Karyawan perkantoran sekitar Sarinah tetap bekerja seperti biasa. Walaupun sedikit berbahaya, masyarakat tetap merasa cukup aman karena penanganan teroris Sarinah cukup sigap dilakukan Polisi. Orang nomor satu di Indonesia, Presiden Jokowi juga ikut meninjau lokasi pengeboman Sarinah. Presiden Joko Widodo mendatangi kompleks belanja Sarinah sore setelah kejadian. Dalam kunjungannya, Presiden ingin memeriksa aktivitas ekonomi pasca-insiden ledakan bom dan penembakan di Sarinah.
"Yang paling utama dan penting, alhamdulillah dalam waktu singkat bisa dikendalikan dengan baik," ujarnya di lokasi.
Jokowi sempat berbincang dengan beberapa penjaga toko. Berdasarkan keterangannya, ia mengatakan kondisi di Sarinah sudah berlangsung normal. "Saya tanyain, kemarin pada takut, tapi sekarang normal tidak ada masalah," ucapnya. Jokowi menambahkan akan memeriksa beberapa hotel di Jakarta untuk melihat apakah terpengaruh atau tidak atas kejadian kemarin. "Saya sudah telepon Menteri Pariwisata, ia bilang tidak terpengaruh, tapi saya mau cek lapangannya," katanya.
Kehadiran presiden Jokowi ditengah-tengah masyarakat pasca peledakan sangat diperlukan untuk menciptakan rasa aman. Teror terhadap bangsa dilakukan untuk melemahkan bangsa, namun momentum ini harus dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang berbeda dari bangsa lain. Walaupun banyak ancaman terhadap negeri, bukan berarti kita takut untuk berdiri melawan kejahatan para teroris. Kunjungan presiden ini telah berhasil memulihkan perekonomian warga ibu kota.
Penyuaran perlawanan terhadap teroris juga tetap harus disertai dengan kewaspadaan yang tinggi. Aparat keamanan dan masyarakat harus bekerja sama dalam penuntasan paham-paham radikal yang telah menciptakan teroris-teroris baru. Teroris yang merupakan saudara kita, mereka yang terpengaruh akan paham-paham radikal. Dalam menangkal paham tersebut, sebenarnya kita telah memiliki ideologi yang sangat pas mencakup ke-bhinekaan bangsa Indonesia, yakni Pancasila. Oleh karena itu, lebih baik kita memahami, mengamalkan dan mengingatkan saudara sebangsa kita untuk selalu menjunjung tinggi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bersama kita kuat melawan teror apapun.
Basa Brawijaya, penulis adalah pengamat sosial
Komentar