Presiden Prabowo Manfaatkan Kunjungan ke Timur Tengah untuk Perkuat Kerja Sama Strategis
Senin, 14 April 2025
18:15 WITA
Nasional
1127 Pengunjung

Kunjungan Presiden Prabowo
Oleh : Ricky Rinaldi )*
Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Timur Tengah khususnya Mesir pada April 2025 bukan sekadar lawatan diplomatik biasa. Di tengah dinamika geopolitik global yang terus bergerak, Indonesia menunjukkan posisinya sebagai negara yang tidak hanya tangguh di dalam negeri, tetapi juga aktif menjalin kemitraan strategis di tingkat internasional. Kunjungan ini menandai babak baru dalam hubungan bilateral Indonesia dan Mesir yang telah terjalin sejak lama, dan kini dibawa ke tingkat kemitraan strategis.
Presiden Prabowo bertemu langsung dengan Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi di Istana Al Ittihadiyah, Kairo. Pertemuan itu menghasilkan pernyataan bersama untuk membentuk Kemitraan Strategis Indonesia-Mesir, yang menjadi wujud komitmen politik tingkat tinggi dari kedua negara. Bukan hanya simbolik, kemitraan ini dirancang sebagai platform untuk memperkuat kerja sama konkret di berbagai sektor, mulai dari ekonomi, pertahanan, pendidikan, hingga kebudayaan.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa Mesir memiliki arti khusus bagi Indonesia karena merupakan negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Ia melihat bahwa sejarah ini harus dijadikan fondasi untuk memperluas kerja sama yang menguntungkan di masa depan. Ia juga menekankan pentingnya meningkatkan hubungan ekonomi dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki kawasan Zona Ekonomi Terusan Suez, yang menurutnya dapat menjadi pintu masuk strategis produk-produk Indonesia ke pasar Afrika dan Eropa.
Presiden menyampaikan bahwa Indonesia ingin mempererat kemitraan di sektor logistik dan infrastruktur dengan Mesir, karena hal itu akan memperluas konektivitas internasional Indonesia. Dalam pertemuan bilateral, Prabowo menekankan bahwa hubungan dagang tidak boleh stagnan, melainkan harus dikembangkan dengan pendekatan saling menguntungkan dan berkelanjutan.
Selain itu, kerja sama di bidang pendidikan dan pertahanan juga mendapat perhatian khusus. Saat mengunjungi Akademi Militer Mesir, Prabowo menyatakan bahwa kolaborasi antar institusi militer bukan hanya soal pengadaan alat utama sistem senjata, melainkan juga pertukaran pengetahuan dan pelatihan. Ia menilai bahwa pembangunan sumber daya manusia di sektor pertahanan merupakan kunci kemandirian dan profesionalisme militer Indonesia di masa depan.
Tak kalah penting, kedua negara sepakat untuk memperkuat nilai-nilai Islam moderat dan bekerja sama dalam mencegah ekstremisme. Bagi Prabowo, ini adalah langkah penting untuk menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar yang menjunjung toleransi dan kedamaian.
Langkah Presiden Prabowo mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Yusuf Permana, menjelaskan bahwa penandatanganan Kemitraan Strategis ini merupakan tonggak penting dalam diplomasi Indonesia. Ia menyebut bahwa keputusan untuk menandatangani perjanjian tersebut secara langsung oleh kedua kepala negara mencerminkan tingkat keseriusan yang tinggi dalam mempererat hubungan bilateral.
Menurut Yusuf, kunjungan ini bukan hanya memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi, tapi juga membuka jalan bagi pertukaran pelajar, kolaborasi pendidikan tinggi, serta diplomasi budaya. Ia menilai bahwa di bawah kepemimpinan Prabowo, Indonesia menunjukkan komitmen untuk memperluas jejaring kerja sama global dengan pendekatan yang pragmatis dan progresif.
Yusuf juga menekankan bahwa keberadaan Indonesia di forum-forum internasional seperti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-11 Developing Eight (D-8) semakin mempertegas posisi Indonesia sebagai pemimpin di antara negara-negara berkembang. Ia menyampaikan bahwa kepemimpinan Indonesia dalam D-8 pada periode 2026–2027 mencerminkan kepercayaan global terhadap arah diplomasi luar negeri Indonesia yang semakin inklusif dan konstruktif.
Presiden Prabowo mendorong kerja sama teknologi dan pengelolaan sumber daya antaranggota. Ia menilai bahwa negara-negara berkembang memiliki potensi besar untuk tumbuh bersama jika membangun kolaborasi berdasarkan prinsip keadilan dan kesetaraan. Pesan itu diterima dengan baik oleh para pemimpin negara lainnya yang hadir di KTT tersebut.
Prabowo tidak hanya bicara tentang strategi luar negeri, tetapi juga mempraktikkannya dengan langkah konkret. Ia menunjukkan bahwa negara seperti Indonesia dapat memainkan peran penting dalam percaturan global, bukan sebagai pengikut, melainkan sebagai inisiator kerja sama lintas kawasan.
Pendekatan Presiden yang lugas, berani, dan menghormati nilai-nilai diplomasi menjadi ciri khas dari arah baru politik luar negeri Indonesia. Kunjungan ke Mesir ini memperkuat citra Indonesia sebagai mitra yang dapat diandalkan, tidak hanya di Asia Tenggara, tetapi juga di Timur Tengah dan Afrika. Hal ini menjadi bagian dari visi besar pemerintahan Prabowo untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan menengah baru di kancah global.
Di tengah perubahan dunia yang serba cepat, Indonesia di bawah kepemimpinan Prabowo membuktikan bahwa diplomasi tidak hanya tentang menjaga hubungan baik, tetapi juga tentang menciptakan peluang baru. Lawatan ke Mesir menjadi cerminan bahwa Prabowo siap membawa Indonesia menjadi negara yang aktif menentukan arah sejarah, bukan sekadar mengikutinya.
Dengan membangun kemitraan strategis yang berakar pada sejarah, tapi berorientasi pada masa depan, Prabowo sedang menegaskan satu hal: Indonesia siap menjadi jembatan antara Asia, Afrika, dan Timur Tengah. Dan dalam dunia yang semakin terhubung ini, siapa yang mampu menjalin kerja sama sejak awal, akan menjadi pemimpin masa depan.
*)Pengamat Isu Strategis
Komentar