3 Perempuan Diduga Pelaku Pembunuhan Mr X yang Dditemukan di Hutan Lindung

Saat evakuasi Mayat tanpa identitas di hutan lindung pancasari, Senin, (3/2/3025) lalu.

Kasat Reskrim Polres Buleleng, AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura, Rabu (12/02/2025) mengatakan kepastian korban menjadi korban pembunuhan dikuatkan dari hasil autopsi dari dokter forensik RSUD Buleleng termasuk sejumlah fakta dan data diungkap personil Sat Reskrim Polres Buleleng dibawah komando langsung. “tiga orang pelaku yang diamankan terkait kasus penemuan mayat di hutan lindung Desa Pancasari” terangnya pada Rabu (12/2/2025) siang.

Ia mengungkapkan ketiga orang terduga pelaku itu, ditangkap pada Sabtu (08/02/2025) lalu. “Kami pengamankan terduga pelaku pada Sabtu kemarin dan sudah ditetapkan sebagai tersangka, lanjut ditahan sejak hari Minggu,” ucap tegas Jaya Widura. Namun demikian Jaya Widura masih belum mau membuka identitas ketiga pelaku dan mengatakan akan membuka detail kasus tersebut saat press realese nanti. 

Sementara itu, informasi di Mapolres Buleleng menyebutkan, polisi telah mengidentifikasi tiga pelaku yang menyebabkan korban Pande Gede Putra kehilangan nyawa. “Tersangkanya ada tiga orang perempuan. Saat ini masih dilakukan pemeriksaan secara intensif atas dugaan kasus pembunuhan,” ucapnya.

Motif kasus kekerasan yang berujung meninggalnya korban, diduga masalah uang. Konon milik salah satu pelaku yang kesal uangnya tidak kunjung dikembalikan.

Dalam pemberitaan media ini sebelumnya, ditemukan mayat seorang pria di hutan lindung di Banjar Dinas Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng pada Senin (3/2/2025) sekitar Pukul 14.00 Wita.

Mayat tanpa identitas tersebut ditemukan ditebing dengan luka lebam di tubuhnya memakai celana jeans dan kaos biru. Awal ditemukan mayat tanpa identitas tersebut, ditemukan oleh Nengah Luyada (45) warga Dusun Wirabuana, Desa Gitgit. Saat itu, Luyada hendak memberikan makan pisang untuk monyet yang ada disekitar tempat tersebut. Sad/red

• TAGS:
• Mayatmrx
• Mayathutanlindung
• Pancasaribuleleng'kriminal'pembunuhan