Plt. Bupati Karangasem Apresiasi Salak Sibetan Sebagai Warisan Sistem Pertanian Dunia
Senin, 11 November 2024
12:47 WITA
Karangasem
2339 Pengunjung
Plt Bupati Karangasem, Dr. I Wayan Artha Dipa saat Rapat Koordinasi Teknis Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) di Bukit Sorga, Br. Dinas Tanah Ampo, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, beberapa waktu lalu.
Karangasem, suaradewata.com - Salak Bali mendapat pengakuan sistem warisan pertanian penting dari FAO pengakuan membanggakan ini tak lepas dari peran para petani salak. Salah satunya warga dan petani salak di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem yang mampu menjaga kelestarian berbagi jenis varietas salak.
Desa Sibetan menjadi desa terbesar penghasil salak di Bali, di tengah gempuran pariwisata Bali dengan alih fungsi lahan pertanian menjadi akomodasi wisata, di desa ini lahan untuk pertanian salak masih tetap lestari. Kegigihan warga dan petani di Desa Sibetan dalam melestarikan berbagai jenis varietas salak yang ada di desa mereka, akhirnya mendapatkan pengakuan dari badan pangan dunia yakni FAO sebagai warisan sistem pertanian dunia Atau Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS).
Plt Bupati Karangasem, Dr. I Wayan Artha Dipa, menyambut baik atas ditetapkannya Salak Bali sebagai warisan sistem pertanian dunia atau GIAHS. Dimana hal ini telah berproses dan bahkan Plt. Bupati Wayan Artha Dipa membuka langsung Rapat Koordinasi Teknis Globally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS) di Bukit Sorga, Br. Dinas Tanah Ampo, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, yang dihadiri oleh perwakilan dari FAO Indonesia dan Timor Leste, serta pejabat dari Kementerian Pertanian, Bappenas, dan Kemenko PMK beberapa waktu lalu.
Plt Bupati Artha Dipa menyampaikan rasa syukur atas penetapan salak dari Desa Sibetan sebagai warisan sistem pertanian dunia oleh FAO. "Salak merupakan komoditas unggulan Kabupaten Karangasem dengan luas lahan mencapai 4.188 hektar dan produksi 240.608 kuintal per tahun. Penetapan ini menjadi kebanggaan sekaligus tantangan bagi kita untuk melestarikan dan mempertahankan kualitasnya," ungkap Artha Dipa.
Ia juga menyoroti peran penting sektor pertanian dalam mendukung perekonomian daerah. Menurut data BPS, 41% penduduk Karangasem bergantung pada sektor pertanian. Plt Bupati menekankan pentingnya langkah konkrit dari berbagai pemangku kepentingan untuk mendukung keberlanjutan sistem pertanian GIAHS, terutama di tengah tantangan modern seperti alih fungsi lahan dan regenerasi petani muda.
Pada kesempatan ini, Artha Dipa juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat dan FAO yang telah memberikan dukungan serta pendampingan kepada petani salak di Desa Adat Sibetan. “Fasilitasi ini sangat membantu kami dalam menjaga kelestarian komoditas salak, sehingga dapat terus bersaing di pasar global dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tutupnya. nov/rls
Komentar