Masyarakat Sebagai Garda Terdepan untuk Menjaga Integritas Pilkada 2024
Jumat, 25 Oktober 2024
15:56 WITA
Nasional
1173 Pengunjung
Pilkada
Oleh : Tyas Permata Wiyana )*
Pilkada 2024 semakin dekat, dan menjaga integritasnya bukan hanya tugas pemerintah atau penyelenggara pemilu, tetapi seluruh elemen masyarakat. Di era digital ini, semua pihak, termasuk kamu sebagai bagian dari masyarakat, memegang peran penting dalam memastikan bahwa informasi yang kita sebarkan benar-benar valid.
Di tengah maraknya hoaks dan misinformasi, integritas Pilkada harus tetap dijaga dengan kerja sama semua pihak. Kita harus terus waspada, kritis, dan selalu mengecek kebenaran setiap informasi yang kita terima. Inilah kesempatan bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk berdiri sebagai garda terdepan menjaga keadilan demokrasi.
Dalam rangka menjaga integritas Pilkada 2024, TikTok berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (sekarang menjadi Kementerian Komunikasi dan Digital) dalam sebuah lokakarya bertajuk "TikTok Goes to Campus." Kolaborasi ini merupakan upaya nyata untuk memberdayakan generasi muda agar lebih aktif dan kritis dalam melawan hoaks yang beredar di dunia maya.
Tidak bisa dipungkiri, selama periode Pilkada, berbagai bentuk misinformasi berpotensi mengacaukan jalannya pemilihan. Melalui kolaborasi ini, TikTok dan Kominfo ingin memberikan ruang kepada mahasiswa untuk turut serta dalam menjaga keberlangsungan demokrasi yang sehat.
Lokakarya ini diadakan di empat universitas besar di Indonesia, yakni Politeknik Negeri Jakarta, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Universitas Diponegoro Semarang, dan Universitas Airlangga Surabaya, dengan melibatkan lebih dari 500 mahasiswa. Mereka diajak untuk mengenal lebih dalam tentang jenis-jenis hoaks yang sering muncul, serta bagaimana cara efektif melaporkan hoaks tersebut di platform digital.
Dalam upaya menjaga keutuhan Pilkada, mahasiswa diajak untuk lebih peka terhadap informasi yang mereka sebarkan. Ini bukan hanya tentang mengonsumsi informasi, tetapi juga bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang diambil di dunia digital.
Tidak hanya mahasiswa, lokakarya ini juga melibatkan anggota Dinas Kominfo, pengawas pemilu daerah, serta komunitas lokal setempat. Kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak ini membuktikan bahwa menjaga integritas Pilkada tidak bisa hanya diserahkan pada satu entitas saja.
Semua elemen, dari pemerintah hingga masyarakat, harus bahu-membahu menciptakan suasana yang kondusif bagi Pilkada 2024 yang aman, damai, dan berintegritas.
Peran TikTok dalam upaya ini semakin ditegaskan oleh pernyataan Faris Mufid, Public Policy and Government Relations TikTok Indonesia, yang menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam memerangi hoaks dan misinformasi selama masa Pilkada.
Menurutnya, partisipasi aktif masyarakat adalah kunci dalam memastikan bahwa ruang digital tetap aman. Program seperti 'TikTok Goes to Campus' menjadi salah satu cara bagi TikTok untuk memberdayakan generasi muda agar lebih kritis dan proaktif dalam menyaring informasi.
Sementara itu, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kominfo, Hokky Situngkir, juga menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam menjaga ruang digital yang aman dan bebas hoaks. Sebagai generasi yang tumbuh besar di era digital, mereka memiliki tanggung jawab untuk menciptakan ekosistem daring yang sehat.
Kominfo sendiri mengapresiasi langkah proaktif TikTok sebagai mitra strategis dalam menjaga integritas Pilkada 2024. Keterlibatan platform digital seperti TikTok diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi platform lain untuk turut serta dalam menjaga keberlangsungan demokrasi yang sehat di Indonesia.
Namun, ini bukan sekadar tanggung jawab TikTok atau Kominfo. Ini adalah tanggung jawab bersama. Masyarakat juga perlu waspada dan kritis dalam menyebarkan informasi seputar Pilkada. Setiap kita, sebagai individu, punya andil dalam menciptakan lingkungan informasi yang aman.
Jika kita menyebarkan berita bohong atau tidak akurat, kita secara langsung berkontribusi dalam merusak integritas Pilkada. Sebaliknya, jika kita kritis dan hanya menyebarkan informasi yang valid, kita turut menjaga keutuhan demokrasi.
Lokakarya ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai kebijakan platform digital serta cara memanfaatkannya untuk menyebarkan informasi yang akurat dan kredibel terkait Pilkada.
Untuk memastikan bahwa informasi terkait Pilkada 2024 mudah diakses oleh masyarakat, TikTok bekerja sama dengan KPU dan Bawaslu meluncurkan Pusat Panduan Pilkada 2024, sebuah laman khusus di dalam aplikasi yang menyediakan informasi resmi dan akurat.
Selain itu, TikTok juga memperkenalkan beberapa fitur keamanan di platformnya, seperti tombol pelaporan misinformasi dan disinformasi, yang dapat membantu pengguna melaporkan konten-konten yang tidak valid. Upaya ini diperkuat dengan kehadiran 40.000 ahli keselamatan di seluruh dunia yang bertugas untuk memoderasi konten di dalam platform TikTok.
Tidak hanya dari pihak platform digital, institusi akademik pun turut mendukung. Kepala Program Studi Penerbitan dan Jurnalistik Politeknik Negeri Jakarta, Fitri Nur Ardiantika, mengapresiasi kolaborasi ini. Menurutnya, keterlibatan mahasiswa dan kampus dalam lokakarya ini menjadi bukti nyata bahwa pendidikan tinggi dapat memainkan peran kunci dalam memberdayakan generasi muda untuk melawan hoaks.
Harapannya, program ini dapat mendorong mahasiswa untuk lebih kritis dan bertanggung jawab dalam menyebarkan informasi, terutama dalam momen-momen penting seperti Pilkada.
Sebagai bagian dari masyarakat, kita juga memiliki peran penting dalam menjaga integritas Pilkada 2024. Mulailah dengan hal-hal sederhana seperti memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya, melaporkan hoaks yang kamu temui, dan terus bersikap kritis terhadap segala informasi yang beredar.
Dengan begitu, kita bisa bersama-sama menjaga agar Pilkada berjalan dengan lancar, aman, dan berintegritas. Mari jadikan Pilkada 2024 sebagai bukti bahwa masyarakat Indonesia mampu menjaga ruang digital tetap sehat, demi masa depan demokrasi yang lebih baik.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute
Komentar