Aparat Keamanan Terus Berkomitmen Berantas KST di Papua
Minggu, 24 Desember 2023
12:35 WITA
Nasional
1658 Pengunjung
Pada tanggal 15 Desember 2023, terjadi insiden tragis di Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya. Kelompok Separatis (KST) Papua melakukan penembakan terhadap prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas di Pos Satgas Yonif 133/YS di Kampus Sori. Prajurit yang menjadi korban, Pratu Yuda Bagus Kara, mengalami luka akibat tembakan dan segera dievakuasi ke Rumah Sakit Teminabuan Kabupaten Sorong Selatan untuk mendapatkan perawatan medis.
Panglima Kodam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI Ilyas Alamsyah Harahap, menyampaikan bahwa pihaknya sedang gencar melakukan pengejaran terhadap para pelaku penembakan. Posisi-posisi pengamanan yang dianggap kurang efektif telah direlokasi untuk meminimalisir ancaman terhadap prajurit yang bertugas di wilayah tersebut. Hal ini merupakan upaya untuk memastikan keamanan dan stabilitas di Kabupaten Maybrat pasca-insiden penembakan.
Meskipun Maybrat mengalami gejolak keamanan, Pangdam menegaskan bahwa kondisinya sudah dapat ditangani dengan baik, dan satu prajurit yang menjadi korban penembakan sudah dalam tahap pemulihan. Tim medis berhasil mengeluarkan peluru dari bahu kiri prajurit tersebut, memberikan harapan bahwa korban dapat segera pulih sepenuhnya.
Penting untuk dicatat bahwa peningkatan patroli oleh TNI di Maybrat menjadi salah satu langkah strategis untuk memastikan keamanan dan menanggapi secara cepat setiap potensi ancaman. Kepala Penerangan Kodam XVIII Kasuari, Kolonel Inf Syawaluddin Abuhasan, menjelaskan bahwa penembakan ke arah Pos Satgas Yonif 133/YS terjadi sebanyak lima kali, menunjukkan tingkat keberanian dan ketidakstabilan yang dihadapi aparat keamanan di wilayah tersebut.
Pangdam juga menyoroti kebijakan relokasi pos pengamanan sebagai respons yang lebih efisien daripada penambahan personel. Dengan merelokasi pos-pos ke lokasi yang dinilai lebih tepat, diharapkan pengamanan di Maybrat dapat diperkuat tanpa perlu menambah beban personel. Ini mencerminkan komitmen aparat keamanan untuk tetap efektif dan efisien dalam menjaga keamanan di wilayah yang rawan konflik.
Panglima Kodam XVIII/Kasuari menyatakan bahwa situasi di Kabupaten Maybrat sudah kembali kondusif, tetapi pengejaran terhadap para pelaku KST Papua masih terus dilakukan. Hal ini menunjukkan ketegasan aparat keamanan dalam menanggapi tindakan kriminal bersenjata yang dapat mengancam keamanan dan ketertiban di Papua Barat.
Dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh TNI, termasuk pengejaran aktif dan peningkatan patroli, diharapkan para pelaku KST Papua dapat segera ditangkap dan diadili sesuai dengan hukum yang berlaku.
Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, menunjukkan komitmennya untuk menanggapi permasalahan di Papua secara holistik. Salah satu fokus utama adalah menangani ancaman yang berasal dari KSTP. Langkah-langkah konkret telah diambil untuk mengatasi akar permasalahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.
Pemerintah secara terbuka menyatakan bahwa penyelesaian konflik di Papua tidak hanya melalui pendekatan militer, tetapi juga melibatkan upaya pembangunan dan pemberdayaan masyarakat. Program-program pembangunan, pendidikan, dan kesejahteraan telah diimplementasikan untuk merespons tuntutan masyarakat Papua dan menciptakan iklim yang kondusif untuk dialog dan rekonsiliasi.
Meskipun komitmen aparat keamanan sangat diperlukan, penanganan konflik di Papua juga menghadapi sejumlah tantangan. Kompleksitas konflik, polarisasi masyarakat, dan adanya isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) menjadi hambatan yang perlu diatasi.
Selain itu, perlindungan hak asasi manusia dan penegakan hukum yang adil perlu dikedepankan agar penanganan konflik tidak menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat sipil.
Komitmen aparat keamanan juga perlu didukung oleh partisipasi aktif masyarakat. Edukasi tentang pentingnya perdamaian, toleransi antarsuku, dan kesejahteraan bersama dapat membantu meredakan ketegangan di Papua. Pemerintah, bersama dengan aparat keamanan, perlu menjalin dialog terbuka dengan berbagai elemen masyarakat untuk mencari solusi bersama yang berkelanjutan.
Tokoh Agama Papua, Pdt. Dr. Yones Wenda, S.Th., M.Th., selaku Sekretaris Sinode Gereja Kemah Injil Masehi Kingmi Indonesia di Tanah Papua, mengapresiasi TNI-Polri, Satgas Ops Damai-2023 yang telah mengamankan situasi di Papua sepanjang Tahun 2023 dari Aksi KST Papua yang selalu saja mengganggu stabilitas keamanan di Papua selama ini.
Ia berharap agar di Tahun 2024 mendatang, Satgas Ops Damai Cartenz dalam menjalankan tugas yang diberikan oleh Allah sebagai wakil-Nya di bumi ini dapat memberikan tindakan hukum yang tegas dan terukur kepada kelompok-kelompok kriminal di Papua yang melakukan tindakan melawan hukum sehingga mereka dapat dihukum sesuai dengan undang-undang dan hukum yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.
Komitmen aparat keamanan dalam memerangi KST Papua menjadi kunci dalam menciptakan kondisi yang aman, stabil, dan sejahtera bagi seluruh masyarakat Papua. Langkah-langkah konkret, seperti pengejaran aktif, peningkatan kekuatan operasional, dan kebijakan relokasi pos pengamanan, menunjukkan tekad untuk memberantas ancaman yang muncul.
Namun, penanganan konflik di Papua tidak hanya tanggung jawab aparat keamanan. Perlu adanya sinergi antara upaya militer, pembangunan, dan rekonsiliasi untuk mencapai perdamaian yang berkelanjutan. Dukungan masyarakat, dialog terbuka, dan pemenuhan hak asasi manusia juga menjadi kunci dalam meredakan ketegangan dan membangun Papua yang damai dan sejahtera.
* Penulis adalah Mahasiswa Papua di Surabaya
Komentar