Ari Dwipayana: Membangun IKN Baru, Sebagai Representasi Kemajuan Bangsa
Sabtu, 26 Juni 2021
21:05 WITA
Nasional
2027 Pengunjung
istimewa
Jakarta, suaradewata.com - Membangun Ibu Kota Negara Baru adalah wujud membangun peradaban sebagai representasi kemajuan bangsa, Hal tersebut disampaikan oleh AAGN Ari Dwipayana, Koordinator Staf Khusus Presiden RI, dalam pengantar webinar yang dilaksanakan oleh DPP Prajaniti Hindu Indonesia, Sabtu (26/06) dengan tema “Membangun Ibukota Negara Baru Untuk Indonesia Maju”, sebagai serangkaian HUT ke-53 tahun Prajaniti Hindu Indonesia.
Terkait urgensi perpindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta, Ari Dwipayana yang juga Wakil Ketua Dewan Penasehat DPP Prajaniti Hindu Indonesia menegaskan bahwa beban DKI Jakarta akan semakin berat, baik sebagai pusat pemerintahan dan sekaligus sebagai pusat bisnis. Dan pemilihan Kalimantan Timur sebagai lokasi pembangunan Ibu Kota baru sangat tepat. Selain karena di Kalimantan Timur minim resiko bencana, tingkat kepadatan penduduknya masih rendah, juga sebagai upaya mempercepat pemerataan pembangunan.
Posisi geo strategis Kalimantan Timur di tengah Indonesia akan memudahkan bagi pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Indonesia Timur yang masih tertinggal. Diharapkan dengan perpindahan IKN ini memberikan dampak ekonomi yang signifikan mampu mendorong perdagangan antarwilayah dan mendorong penciptaan kesempatan kerja yang lebih besar, katanya.
Ari Dwipayana melanjutkan, pembangunan Ibu Kota Baru menjadi bagian dari sejarah penting bangsa Indonesia. Merupakan gagasan dan hasil karya anak bangsa bukan sebuah warisan kolonial. Hasil karya ini akan dikenang sampai ratusan tahun kedepan. Karena menjadi milestone atau tonggak sejarah yang amat penting, maka seharusnya IKN dibangun dengan konsep yang visioner.
Presiden Jokowi telah mengingatkan perpindahan Ibu Kota baru, bukan semata-mata pindah pusat pemerintahan atau sekedar memindahkan gedung-gedung, bukan juga semata-mata mencari lokasi yang strategis, bukan juga sekedar merancang desain arsitektur yang indah.
"Melainkan harus memiliki visi yang besar kedepan: pertama, visi menjadi smart metropolis yang compact dan modern. Kedua, harus dirancang menjadi kota yang inklusif, atraktif, humanis, ramah dan nyaman bagi semua kalangan. Ketiga, Ibu Kota Baru menjadi representasi identitas bangsa dengan mengapresiasi budaya Indonesia yang majemuk. Keempat, mendorong tumbuhnya smart economy, ekonomi berbasis riset dan inovasi, serta mampu menciptakan kesempatan kerja baru. Kelima, dirancang sebagai superhub dari daerah sekitarnya," jelasnya.
Diakhir pengantar, Ari Dwipayana menyampaikan, bahwa pembangunan Ibu Kota baru akan dibangun oleh bangsa sendiri karena memiliki kemampuan untuk membangun ibu kota Negara yang kita inginkan. Ari juga menyampaikan bagaimana Indonesia memiliki banyak anak muda yang bertalenta, sehingga ibu kota baru ini dibangun oleh arsitek dan insinyur terbaik Indonesia yang tidak kalah dengan arsitek dan insinyur kelas dunia. Dan berharap ada kolaborasi dengan talenta global, agar mampu membawa teknologi terbaik, inovasi terbaik, dan juga kearifan terbaik dalam partisipasi pembangunan Ibu Kota ini, tutupnya.
Webinar Prajaniti Hindu Indonesia juga dihadiri oleh Subandi Sardjoko, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia dan Kebudayaan, Tri Seto Handoko, Dirjen Bimas Hindu Kemenag, Nyoman Popo Priyatna Danes, Ayuana Larasati dan Gede Narayana sebagai moderator diskusi. rls/gus/ari
Komentar