Dehidrasi Berat, Budi Ditemukan Tewas di Persawahan
Rabu, 09 Oktober 2019
00:00 WITA
Gianyar
3054 Pengunjung
istimewa
Gianyar, suaradewata.com - Warga Banjar Pekandelan, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, digegerkan dengan sesosok mayat yang ditemukan di persawahan, Selasa (8/10/2019). Diduga korban meninggal akibat dehidrasi berat.
Informasi yang didapatkan menyebutkan, penemuan mayat berawal dari seorang warga asal Banjar Intaran, desa Pejeng, kecamatan Tampasiring, I Made Arsana (35) yang hendak ke sawah melalui persawahan milik Wayan Wirta di Banjar Pekandelan, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh sekitar pukul 17.30 wita. Setiba di tanah persawahan itu, dirinya dikejutkan sesosok tubuh manusia yang terbaring tidak bergerak. Ia pun mendekat dan melihat ternyata sosok tersebut seseorang yang ia kenal berasal dari Banjar Panglan, Desa Pejeng, Kecamatan Tampaksiring bernama I Wayan Budi (30).
Arsana pun menghubungi keluarga korban bernama I Wayan Sayah (54) untuk memberitahukan kejadian tersebut. Keluarga korban bersama prajuru Banjar Panglan langsung menuju persawahan tempat korban ditemukan. Keluarga korban kemudian membawa jasad korban ke rumahnya menggunakan ambulans.
kapolsek Blahbatuh, Kompol Yoga Widiatmoko saat dikonfirmasi Rabu (9/10/2019) mengatakan, sebelum korban ditemukan tewas di persawahan, korban memang sempat menghilang dari rumah. Korban juga memiliki gangguan kejiwaan.
Lebih lanjut dijelaskan, pemeriksaan dokter dari UPT Kesmas II Tampaksiring oleh dr. Luh Dwiparwati, menemukan penyebab kematian korban akibat lemas dan dehidrasi akibat terjemur matahari yang lama. Disamping itu korban juga memiliki riwayat kelainan jiwa. Diperkirakan korban meninggal 8 jam sebelum ditemukan. “Tidak ditemukan tanda- tanda kekerasan maupun upaya bunuh diri dari tubuh korban,” ungkap Kompol Yoga Widiatmoko.
Keluarga korban telah menerima meninggalnya korban yang merupakan musibah. Keluarga korban juga mengatakan, korban sempat dirawat di RSJ Bangli sebanyak 2 kali dan akan menguburkan jenazah korban malam itu juga. gus/ari
Komentar