PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Musim Kemarau Berkepanjangan, BPBD Sebut Wilayah Buleleng Belum Darurat Kekeringan

Kamis, 19 September 2019

00:00 WITA

Buleleng

1853 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Sejumlah desa di Buleleng terdampak kekeringan akibat musim kemarau panjang di tahun 2019 ini. Kendati demikian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Buleleng justru menilai Buleleng masih belum masuk darurat kekeringan. Sebab, beberapa kekeringan yang terjadi di beberapa desa di Buleleng masih bisa diatasi.

Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana mengatakan, melihat kondisi yang ada wilayah Buleleng belum termasuk darurat kekeringan, meskipun beberapa desa di Buleleng mengalami kekeringan. Hanya saja persoalan kekeringan itu masih bisa diatasi, dengan secara rutin seminggu sekali mengirimkan air bersih ke daerah yang terdampak kekeringan.

"Kami rutin mengirim air bersih. Seperti ke kecamatan Banjar di Desa Cempaga dan Desa Kaliasem. Untuk daerah timur ada di wilayah Sawan meminta, itu bukan kekeringan tapi mesin airnya yang rusak," ujar Ida Bagus Suadnyana, Kamis (19/9/2019) usai melepas bantuan air bersih ke wilayah terdampak.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puncak musim kemarau di wilayah Buleleng diprediksi akan terjadi pada bulan November nanti. Menurut Ida Bagus Suadnyana, distribusi air bersih sendiri, suda berlangsung berbulan-bulan, mulai dari masuk bulan Agustus.

Bahkan, rata-rata BPBD Buleleng sudah mengirim tiga tangki ke desa yang terdampak kekeringan. Seperti wilayah Sari Mekar, Bukit Gambir di Desa Julah sudah dikirim bantuan air bersih. Selain itu, ada pula desa yang tahun lalu minta bantuan air bersih namun tahun ini bisa mengatasi kekeringan seperti Desa Sambirenteng dan Desa Pedawa. "Sekali lagi saya tegaskan Buleleng belum darurat kekeringan," tandas Ida Bagus Suadnyana. rik/ari


Komentar

Berita Terbaru

\