PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Salah Kaprah Prabowo “Make Indonesia Great Again”

Rabu, 17 Oktober 2018

00:00 WITA

Nasional

3261 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

google

Opini, suaradewata.com - Belum lama menggemparkan publik dengan pernyataan‘Indonesia akan bubar pada tahun 2030, kini Prabowo Subianto kembali mencuri perhatian publik menggunakan slogan kampanye milik Donald Trump ‘make America great again menjadi“make Indonesia great again” dalam kampanyenya. Pernyataan tersebut cukup kontroversial dan menjadi topik utama pembicaraan para netizen. Dilansir pada kumparan.com, slogan tersebut digunakan oleh Prabowo untuk mengkritik sekelompok elite yang menyebabkan penderitaan rakyat dan menilai pemerintah Indonesia yang tak bias bersikap tegas dalam mewujudkan kepentingan rakyat. Disamping menjatuhkan pemerintah, melalui slogan tersebut diutarakan komitmen Prabowo untuk mengembalikan Indonesia sesuai cita-cita pendiri bangsa dulu dimana Indonesia sebagai negara yang kuat dan adil serta makmur rakyatnya. Menggunakan isu banyaknya angka pengangguran ditambah dengan isu banjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA), Prabowo berdalih bahwa seharusnya pemerintah lebih memperioritaskan kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia.

Melihat sosokPrabowo yang dikenal dengan kalimat anti asing, secara seketika luntur setelah memunculnya slogan tersebut. Dalam merdeka.com melansir bahwa selama ini retorika Prabowo selalu anti asing, akan tetapi kenapa mendadak meniru Amerika? Terlebih yang ditiru adalah Donald Trump yang identik dengan masalah rasisme dan anti muslim. Apakah mungkin Prabowo telah kehabisan ide hingga meniru slogan Trump? Tentunya banyak spekulasi yang mendorong Prabowo menggunakan slogan Trump di Indonesia. Beberapa pihak beranggapan bahwa Prabowo memang memiliki pemikiran yang sama seperti Trump, dengan memanfaatkan politik identitas melihat kondisi Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, agama, budaya dan bangsa. Atau mungkin juga, Prabowo tidak paham dengan slogan yang dipakai oleh Donald Trump, sehingga asal meniru saja tanpa mengetahui makna secara mendalam. Kata ”great again” pada slogan Trump memiliki arti adanya supremasi kulit putih. Trump pada masa kampanye sering mengatakan Amerika akan menjadi Negara anti muslim. Jadi Prabowo menginginkan adanya supremasi kulit apa di Indonesia? Suku apa? Agama apa?

Dalam suatu video yang beredar di laman youtube, Prabowo mengakui dirinya termasuk salah satu elite Indonesia yang mengambil pedoman dari dunia barat. Nilai-nilai barat dianggap Prabowo sebagai nilai modern, seperti westernisasi dan demokrasi liberal yang dianggap sebagai factor majunya bangsa. Hal tersebut tidak sejalan dengan nilai-nilai demokrasi di Indonesia yang menganut dasar Pancasila. Indonesia punya cara sendiri dalam menyelesaikan persoalan bangsa, karena yang paling tahu kondisi Indonesia adalah internal Indonesia sendiri tanpa harus mengadopsi dari negara lain. Jati diri bangsa Indonesia sudah tertuang dalam UUD 1945. Sehingga jangan pernah menyamakan suatu permasalahan di negara lain dengan Negara sendiri tanpa mengetahui kondisi dan situasinya.Prabowo mungkin mampu beretorika namun tidak bias konsisten dengan retorika yang dibuatnya alias labil. Hal ini juga yang menyebabkan Prabowo tidak akan pernah mengikuti ulama dan lebih memilih kawan seperjuangan seperti Sandiaga Uno yang lebih sekuler dan sama-sama berpendidikan di barat. Prabowo adalah antek asing barat dan antek asing timur tengah sejati yang sejak tahun 1998 telah bermanuver untuk merusak pemerintahan dan system negara. Pemilihan slogan yang digunakan Prabowo memiliki makna yang mendalam terutama bagi muslim Indonesia yang sempat mengecam perbuatan Trump dengan slogan tersebut. Hal ini membuktikan  adanya libido kekuasaan di kubu Prabowo sehingga memilih jalan politik yang anti mainstream. Apakah Indonesia mau dipimpin orang yang berkiblatke Trump? Pemimpin Amerika yang anti muslim?

 

Oleh:  BayuHamizan (Pemerhati Politik)

 


Komentar

Berita Terbaru

\