Gelaran Annual Meetings IMF di Bali Turut Serta Dorong Pertumbuhan UKM
Senin, 08 Oktober 2018
00:00 WITA
Denpasar
2879 Pengunjung
istimewa
Denpasar, suaradewata.com - Ditunjuknya Indonesia khususnya Bali sebagai tuan rumah Annual Meetings IMF – World Bank Group 2018, menjadi berkah tersendiri bagi pelaku UKM. Secara langsung, banyak produsen handycraft skala kecil dan mikro, mendapatkan pesanan untuk memproduksi berbagai jenis oleh-oleh yang akan diberikan kepada delegasi yang hadir. Selain itu, kehadiran committee dan delegasi di Bali, mampu secara massif menggerakkan perekonomian di Bali.
Hal ini disampaikan oleh Abdi Negara, Direktur Eksekutif Bali Business Network, pada Senin (8/10). Dalam rilis yang disampaikan, Abdi menyatakan menyambut baik gelaran IMF sebagai engine power perekonomian di tengah kondisi lesunya perekonomian secara umum yang dirasakan oleh pelaku usaha kecil dan menengah terutama yang memproduksi berbagai jenis barang-barang seni dan aksesoris. “Secara khusus sektor handycraft terimbas langsung, dan secara umum industri hospitality dan consumer goods terdorong cukup siginifikan,” ujarnya.
Secara nasional, Bali yang pada kuartal ketiga hanya mengalami pertumbuhan ekonomi 3,7% jauh dibawah pertumbuhan nasional di kisaran 5,4% berdasarkan data Nielsen Indonesia tersebut, diharapkan mampu mengejar ketertinggalan pertumbuhan ekonomi setelah gelaran IMF yang dilanjutkan dengan masa high season mulai pertengahan november hingga awal januari mendatang. “Jika tetap pada pertumbuhan ekonomi saat ini, tentu masyarakat akan merasakan dampaknya terutama pada perlambatan ekonomi secara menyeluruh dan bisa saja hal tersebut berimbas pada tidak bergeraknya sektor ekonomi masyarakat," paparnya.
Selain gelaran IMF dan high season, keberadaan Gubernur baru selaku pemimpin daerah juga diharapkan mampu melakukan terobosan-terobosan di sektor ekonomi, terutama sekali pada bagaimana memaksimalkan belanja daerah melalui APBD untuk mendorong ekonomi masyarakat, menggerakan sektor consumer goods dan membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya untuk mengurangi dampak ekonomi dan sosial yang bisa terjadi.
“Pemerintah Daerah harusnya lebih berperan aktif dan mau membuka diri dengan dialog dan tukar pemikiran serta ide dengan komponen pelaku usaha dan masyarakat, untuk merancang program yang tepat sasaran di sektor ekonomi dan bisnis,” imbuhnya. rls/gus/ari
Komentar