Bawang Hingga Merica Impor Mulai Beredar di Pasar Kidul
Senin, 22 Mei 2017
00:00 WITA
Bangli
3394 Pengunjung
suaradewata.com
Bangli, suaradewata.com – Ditengah kian meroketnya berbagai harga kebutuhan pokok menjelang bulan puasa, sejumlah produk import mulai membanjiri sejumlah pasar tradisional di Bali. Tak kecuali, di Pasar Kidul Bangli. Sesuai pantauan, Senin (22/05/2017), komoditas hasil pertanian import yang telah beredar diantaranya cabe, bawang hingga merica.
Menurut para pedagang, peredaran komuditas import asal Cina dan India itu, terjadi karena langkanya pasokan produk lokal tersebut. Selain itu, para pembeli mengaku terpaksa membeli komuditas import karena harganya yang lebih terjangkau.
Eko salah seoarang pedagang rempah-rempah dipasar Kidul, menyatakan peredaran bawang merah import memang baru terjadi sejak sepekan terakhir. “Kalau untuk bawang putih, cabe kriting dan merica import itu sudah lama beredar,” tegasnya. Pemicunya, kata dia, selama ini pasokan bawang merah local sangat langka. Kalau pun ada harganya juga sangat tinggi. “Dari sisi harga, bawang import jauh lebih murah,” sebutnya.
Disebutkan, harga bawang local yang didatangkan dari Kintamani dan Brebes-Jawa Tengah mencapai Rp 20.000/kg hingga 25.000/kg. “Sedangkan harga bawang import harganya hanya Rp 9.000/kg,” tegasnya. Selain itu, harga cabe kriting import harganya hanya Rp 11.000/kg. Cabe merah local, saat ini tembus mencapai Rp 51.000/kg. Merica import, harganya berkisar Rp 120.000-150.000/kg, sedangka merica local harganya mencapai Rp 200.000 lebih per kg. Sedangkan bawang putih import, mencapai Rp 42.000/kg.
Hal yang sama juga diakui, Nyoman Astawa salah seoarang pedagang palen-palen lainnya. Kata dia, dari sisi kualitas komuditas hasil pertanian lokal jauh lebih baik. “Sebenarnya konsumen lebih banyak memilih untuk membeli komuditas local. Salah satunya, bawang merah. Namun karena langka dan harganya mahal, sehingga terpaksa memilih membeli yang import,’ ungkapnya.
Disebutkan, kenaikkan berbagai harga tersebut salah satunya disebabkan karena menjelang bulan puasa. “Lantaran harga barang mulai naik, sehingga banyak konsumen memilih membeli produk import, karena haganya lebih murah,” sebutnya. Meski demikian, dengan kenaikan harga tersebut, dirinya mengaku justru tidak berpengaruh dengan omset penjualan yang didapatkannya. “Kondisi harga sekarang tidak stabil, omset penjualan juga jadi tidak stabil,” tegasnya, sembari berharap kondisi harga bisa kembali stabil. ard/ari
Komentar