PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Daging Ayam Dan Cabe Kembali Meroket Jelang Kuningan

Kamis, 13 April 2017

00:00 WITA

Bangli

3565 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Bangli, suaradewata.com – Layaknya sudah menjadi tradisi, setiap menjelang hari raya besar, selalu disertai dengan kenaikan berbagai harga kebutuhan pokok. Seperti halnya saat menjelang hari raya Kuningan. Sesuai pantauan di pasar Kidul Bangli, Kamis (13/04/2017), H-2 Kuningan  kenaikan harga terjadi pada daging ayam potong, yang naik dari Rp 28.000/kg kini menjadi Rp 30.000/kg. Telor ayam naik dari Rp 800 per butir menjadi Rp 1.000 per butir. Sedangkan telor bebek juga naik dari Rp 1.700 per butir menjadi Rp 2.000 per butir. 

Menurut Ni Wayan Suratmini, kenaikan harga ayam potong telah terjadi sejak Rabu kemarin. “Kemungkinan karena menjelang hari raya, sejak kemarin harga ayam potong naik,” tegasnya. Biasanya, kata dia, untuk ayam potong yang masih hidup dibeli dengan harga Rp 15.000/kg. Namun belakangan naik menjadi Rp 18.000/kg. Sehingga menyebabkan harga ayam potong yang bersih juga naik,” bebernya. 

Selain itu, kenaikan signifikant terjadi pada harga sarana upacara seperti janur naik dari yang pada hari biasa seharga Rp 15.000 per ikat isi 50 lembar, kini seharga Rp 18.000/ ikat. Kelapa dari harga 5000 per butir, naik menjadi 7.000 per butir. Pisang buah dari harga 15.000 per 50 biji kini menjadi 20.000. Selain itu/ harga bunga juga mengalami kenaikan rata-rata mencapai dua kali lipat.

Sementara untuk rempah-rempah, harganya relative mengalami fluktuatif. Cabe merah yang sebelumnya sempat turun seharga Rp 50.000/kg, kini kembali naik menjadi Rp 80.000 per kilo,  cabe hijau dari Rp 30.000/kg menjadi Rp 40.000/kg. Sedangkan harga bawang merah dan bawang putih harganya relatif stabil berkisar 32.000 hingga 35.000 per kilo. 

Para pedagang berlasan kenaikan harga tersebut/ terjadi karena tingginya permintaan tidak sebanding dengan pasokan yang tersedia. Dampaknya, terhadap kenaikan berbagai harga kebutuhan jelang hari raya ini, menyebabkan kaum ibu rumah tangga kembali menjerit. “Kalau sudah menjelang hari raya, semua harga pasti naik. Kalau sudah begini, saya terpaksa membeli kebutuhan yang penting-penting saja,” ungkapnya. Lebih lanjut, pihaknya berharap peran pemerintah untuk bisa mengendalikan harga setiap menjelang hari raya. ard/ari


Komentar

Berita Terbaru

\