Nasib Pelabuhan Cruise Tanah Ampo Makin Menyedihkan
Rabu, 22 Februari 2017
00:00 WITA
Karangasem
6927 Pengunjung
suaradewata.com
Karangasem, suaradewata.com - Kelanjutan pembangunan Jetty Ramdoor dan Breakwater di Dermaga Cruise Tanah Ampo, Kecamatan Manggis, Karangasem, sampai saat ini belum jelas. Pasalnya anggaran yang diajukan Pemkab Karangasem ke pusat untuk proyek tersebut sampai saat ini belum jelas kapan cairnya. Sementara pembangunan Jetty Ramdoor dan Breakwater itu sangat dibutuhkan agar perahu sekoci yang mengangkut wisatawan dari kapal pesiar yang lego jangkar jauh ditengah Perairan Amuk, bisa mendarat di Dermaga Cruise mangkrak senilai ratusan milyar tersebut.
Terkait hal ini, Kadis Perhubungan Karangasem, Ida Bagus Swastika, kepada wartawan Rabu (22/2/2017) tidak membantah soal belum cairnya anggaran pembuatan Jetty Ramdoor dan pembangunan Breakwater tersebut. “Anggaran itu diberi tanda bintang oleh kemenhub, dan kami sendiri kurang paham maksud diberi tanda bintang itu. coba lebih jelasnya langsung dengan KSOP Padang Bai saja ya, karena Satkernya KSOP,” lontar Ida Bagus Swastika. Diakuinya baik pihaknya maupun KSOP Padang Bai tengah berjuang melobi kepusat agar anggaran itu bisa segera cair.
Dipihak lain, Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Padang Bai, I Ketut Gede Sudarma, ketika dihubungi wartawan jiga tidak menampik soal belum cairnya anggaran pembuatan Jetty Ramdoor dan Pembangunan Breakwater tersebut. “Anggarannya sudah masuk DIPA Pelabuhan Padang Bai. Sedangkan itu baru bisa dicairkan setelah ada kegiatan,” tegasnya.
Menurutnya besaran anggaran yang diberikan pusat nantinya Rp. 53 Milyar, sementara ketika ditanya soal anggaran untuk proyek itu yang masih diberikan tanda bintang dalam DIPA Kemenhub, Ketut Gede Sudarma juga tidak mengelak. Menurutnya itu diberi tanda bintang karena masih ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi, sedangkan apa persyaratan itu pihak Kemenhub sendiri belum merespon.
Untuk diketahui mega proyek Dermaga Cruise Tanah Ampo itu mangkrak sejak selesai dibangun sekitar 2010 lalu. Itu setelah sejumlah kapal pesiar yang mengangkut ribuan wisatawan tidak berani sandar di dermaga yang sudah menghabiskan anggaran ratusan milyar itu, karena dermaga tersebut tidak memenuhi standar kelayakan dan keamanan untuk disandari kapal pesiar dengan bobot besar.
Agar wisatawan bisa mendarat di dermaga tersebut, Pemkab Karangasem akhirnya membangun Dermaga Apung yang dihubungkan dengan landasan dermaga menggunakan anak tangga. Namun itu tidak bertahan lama, karena dermaga apung berikut relling tangganya hancur dihantam ombak tinggi. Sejak itu nyaris tidak ada lagi kapal pesiar yang mau berlabuh disana. Sebaliknya kapal pesiar memilih sandar di Pelabuhan Benoa yang keamanannya sudah memenuhi standar. nov/ari
Komentar