PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Sekretaris Komisi I DPRD Bali Kritik ForBali Gemar Demo Sore Hari

Jumat, 02 September 2016

00:00 WITA

Denpasar

4705 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Denpasar, suaradewata.com - ForBali, selama ini cukup getol menyuarakan aspirasinya menolak reklamasi di kawasan perairan Teluk Benoa. Bahkan, sudah tak terhitung aksi demonstrasi yang digelar elemen ini.

Selain digelar di kawasan yang akan direklamasi, aksi tersebut juga dilakukan ForBali dengan menyasar Kantor Gubernur Bali serta Kantor DPRD Provinsi Bali. Di saat-saat awal gerakan, ForBali memang menggelar aksinya rata-rata di pagi menjelang siang hari.

Hanya saja belakangan, beberapa kali ForBali menggelar aksi ke Gedung DPRD Provinsi Bali, justru dilakukan setelah pukul 14.00 Wita. Akibatnya dalam setiap aksi demo tersebut, massa aksi ForBali tidak diterima oleh pimpinan dan anggota DPRD Provinsi Bali.

Terakhir, ForBali mendatangi Gedung DPRD Provinsi Bali pada tanggal 25 Agustus lalu. Selain aksinya baru dimulai pukul 14.00 Wita, saat bersamaan, mayoritas wakil rakyat di Renon juga sedang melakukan kunjungan kerja. Akibatnya, massa aksi ForBali yang menguasai Gedung Dewan selama sekitar tiga jam pada kesempatan tersebut, hanya diterima sekitar dua orang anggota dewan.

Kondisi ini membuat kecewa ForBali. Bahkan pada simakrama di Polda Bali, pada 31 Agustus lalu, ForBali menuding DPRD Provinsi Bali tidak mau menerima massa demontrasi tolak reklamasi Teluk Benoa. Hanya saja, tudingan ini langsung direspon oleh para wakil rakyat di Renon.

Sekretaris Komisi I DPRD Provinsi Bali Dewa Nyoman Rai, misalnya, meminta agar aksi demonstrasi ke Gedung Dewan seharusnya tidak dilakukan pada sore hari, apalagi saat anggota dewan sedang melakukan kunjungan kerja ke luar daerah. Ia pun menegaskan bahwa tudingan ForBali bahwa dewan tidak mau menerima massa aksi ForBali itu sungguh mengada-ada.

"Itu mengada-ada. Karena demonya sore hari. Kami juga ada kunjungan kerja saat itu," tegas Dewa Rai, di Gedung DPRD Provinsi Bali, Jumat (2/9/2016).

Politisi PDIP asal Buleleng itu menjelaskan, dari kebiasaan selama ini, rata-rata anggota dewan sudah meninggalkan Gedung Dewan sekitar pukul 14.00 Wita. Namun biasanya kalau ada agenda rapat penting setelah jam tersebut, baru kebanyakan anggota dewan bertahan hingga sore hari.

Terkait demo ForBali tanggal 25 Agustus lalu, ia menyebut, agak berlebih jika ForBali menyalahkan anggota dewan. Sebab selain demo digelar sore hari, Pimpinan Dewan juga baru mengetahui adanya aksi demonstrasi itu H-1 sebelum massa ForBali mendatangi Gedung Dewan. Padahal, pimpinan dan anggota dewan sudah menjadwalkan jauh-jauh hari melakukan kunjungan ke luar daerah pada hari demonstrasi itu digelar.

Kendati pemeberitahuannya sangat mendesak, Pimpinan Dewan tetap menugaskan dua anggota dewan untuk menerima massa aksi. Namun anehnya, kendati sudah diterima dua wakil rakyat itu, ForBali tetap menuding DPRD Provinsi Bali tidak mau menerima mereka.

Menurut Dewa Rai, pada prinsipnya dirinya sangat mengapresiasi adanya aspirasi penolakan reklamasi Teluk Benoa ke DPRD Provinsi Bali. Namun ia menilai, aspirasi itu menjadi sia-sia jika dilakukan sore hari. Sebab, anggota dewan rata-rata sudah meninggalkan kantor.

Karena itu, ia meminta agar siapapun yang mau melakukan demonstrasi ke DPRD Provinsi Bali, sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan saat anggota dewan tidak sedang melakukan kunjungan ke luar daerah. Bahkan Dewa Rai menyarankan, aspirasi dilakukan saat jadwal rapat paripurna dewan.

"Sampaikan aspirasi pagi hari. Lebih bagus saat ada rapat paripurna, karena hampir semua anggota dewan. Gubernur juga pasti hadir. Dan kami pasti menerima mereka, kalau kami ada di sini (Gedung Dewan)," pungkas Dewa Rai. san/hai


Komentar

Berita Terbaru

\