Jaringan Pipa Terpasang, Air Malah Tersendat
Selasa, 28 Juni 2016
00:00 WITA
Denpasar
3809 Pengunjung
suaradewata
Denpasar, suaradewata.com - Nusa Penida, Kabupaten Klungkung memiliki dua sumber mata air baku, yakni mata air Peguyangan dan Penida. Berdasarkan penelitian Tenaga Ahli PAM (Pengembangan Air Minum) Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM), sumber mata air Peguyagan diperkirakan menghasilkan air 150 – 200 liter per detik. Sedangkan sumber mata air Penida, diperkirakan menghasilkan 150 liter per detik.
Dari dua sumber mata air tersebut, mata air Peguyangan saat ini sudah bisa mengairi 11 desa di Nusa Penida. Adapun mata air Penida, mengairi 5 desa lainnya. Secara umum, kedua mata air ini sudah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan air, terutama terkait kepentingan umum.
Hanya saja untuk keperluan rumah tangga, belum semua desa tersentuh. Sementara beberapa desa justru sudah dibangun jaringan pipa, namun tak kunjung dialiri air. Kondisi ini dikeluhkan masyarakat, saat anggota DPRD Provinsi Bali Ngakan Made Samudra, melakukan reses atau kegiatan serap aspirasi pada pekan kemarin.
Menurut Ngakan Samudra, mata air Peguyangan memang sudah bisa mengairi 11 desa. Dari jumlah tersebut, dua desa diantaranya masuk dalam kerjasama proyek BPPSPAM dengan PDAM Klungkung, untuk mengatur tarif. Kerjasama dimaksud dengan tujuan agar air bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga.
"Ada kerjasama untuk dua desa, agar air bisa mengalir sampai ke rumah tangga. Yang sudah jalan, ada satu desa dan bisa dinikmati 250 KK. Sementara satu desa lagi, masih dalam proses dan belum sempurna," beber Ngakan Samudra, di Denpasar, Selasa (28/6).
Selain dua desa tersebut, ada dua desa lagi yang jaringan pipanya sudah terpasang. Namun sayangnya, airnya belum bisa mengalir. "Kondisi ini yang dipertanyakan oleh masyarakat," urai anggota Fraksi Partai Demokrat DPRD Provinsi Bali itu.
Dikatakan, masyarakat mengeluh lantaran pengisian reservoar hanya berlangsung 15 jam. Akibatnya, terjadi kekosongan air pada reservoar sehinga tidak kuat untuk memompa air melalui jaringan pipa yang ada.
"Karena hanya 15 jam, dimungkinkan adanya kekosongan reservoar sehingga tidak kuat memompa air ke beberapa lokasi. Karena itu, masyarakat sangat berharap agar pengisian reservoar ini bisa penuh selama 24 jam. Jika itu dilakukan, maka bisa mengatasi air yang belum bisa mengalir ke dua desa tersebut," urai Ngakan Samudra.
Selain kedua desa yang mengeluhkan jaringan pipa yang belum dialiri air, beberapa desa lainnya juga berharap agar jaringan pipa juga bisa sampai ke desa mereka. "Mereka berharap, agar seluruh desa juga bisa dimanfaatkan untuk keperluan rumah tangga," pungkas Ngakan Samudra, yang juga anggota Komisi I DPRD Provinsi Bali.san
Komentar