PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Ini Jawaban Rony Irianto Soal Berbagai Tudingan Miring Tentang Q-Rak

Rabu, 22 Juni 2016

00:00 WITA

Bangli

26045 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata

Bangli, suaradewata.com – Pasca temuan abu dan serpihan tulang sisa pembakaran atau kremasi jenazah di Asram King Of Q-Rak, Dusun Masem Budi Karya, Desa Batur Selatan, Kintamani, nama Rony Irianto sebagai pencipta Q-Rak terus menjadi perbincangan. Pro kontra tentang Q-Rak pun berlanjut. Sebagian ada yang pro karena dengan meditasi Q-Rak diyakini bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Sebagian lain ada juga yang menilai miring.

Terlebih selama ini, keberadaan Q-Rak di salah satu daerah di Indonesia sempat ditolak karena diduga sesat. Terhadap berbagai tudingan miring tersebut, begini jawaban Grand Master Q-Rak, Rony Irianto saat ditemui sejumlah awak media di sela-sela menjalani pemeriksaan di Mapolsek Kintamani.    

“Nggak seperti itu. Jadi gini. Q-Rak kan saya yang menciptakan. Jadi kekuatan-kekuatan yang ada di Q-Rak kan milik saya. Jadi saat seseorang menjadi praktisi atau murid saya, untuk dapat kekuatan setinggi itu kan perlu meditasi puluhan tahun. Namun saat dia mencoba selaras dengan saya, kan nyambung tuh nyatu. Kekuatan saya ke murid saya. Maka dalam niat selaras dan menyatu, dia sudah bisa mengobati siapapun juga,” beber Rony didampingi salah satu muridnya.

Terkait larangan-larangan yang selama ini muncul bagaimana? “Jadi gini, bisa dibilang itu steril. Waktu itu ada acara selama sebulan. Acara memperdalam meditasi, silakan datang. Saat meditasi untuk memperdalam, itu kan harus steril. Karena konsep Q-rak adalah pemurnian. Kalau mereka nggak murni, terus bagaimana menyembuhkan orang. Jadi konsep permurnian, saat murni akan ada kekuatan dahsyat yang ajaib untuk menyembuhkan penyakit apapun termasuk HIV/AIDS” ungkap pria asal Malang ini yang ternyata sudah dua tahun menetap di dusun Masem Budikarya.

Termasuk melarang warga ke asram? “Iya, kan steril. Kita bicara ini, konsep energi konsep aura. Masing-masing orang kan punya aura dan energi. Kalau dia bukan orang Q-Rak bukan praktisi, secara energi akan bertolak belakang. Masa steril ya memang harus steril. Tapi saat sudah selesai boleh kok masuk. Selama ini banyak kok yang telah berkunjung ke tempat tinggal saya itu,” tegas pria yang belakangan diketahui sudah ber-KTP Desa Batur Selatan.

Sebelumnya, terkait temuan abu dan serpihan tulang jenazah yang ditemukan di Asram Q-Rak diakui sebagai abu dari ibunya sendiri yang sengaja dikubur di belakang halaman rumahnya, karena rasa sayangnya. Terkait dengan itu, kepolisian masih terus melakukan pendalaman kasus dan telah membawa bungkusan abu tersebut ke Labfor Polda Bali. ard

 


Komentar

Berita Terbaru

\