PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Mangkrak, Kolam Renang Bertaraf Internasional Jadi “Budidaya Nyamuk”

Rabu, 13 April 2016

00:00 WITA

Buleleng

5220 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

suaradewata.com

Buleleng, suaradewata.com - Kolam renang bertaraf internasional milik Pemerintah Kabupaten Buleleng yang terletak di Jalan Pidana, Kota Singaraja, bukan hanya terkesan tidak terawat. Kawasan ini pun dinilai sebagai tempat “budidaya nyamuk” oleh anggota DPRD Kabupaten Buleleng.

“Kalau kondisinya seperti ini, malah jadi tempat berkembang biaknya nyamuk. Ini sama saja Pemkab Buleleng budidaya nyamuk di kolam itu (Kolam renang bertaraf internasional). Padahal selama ini lagi musim demam berdarah, rumah sakit penuh, ternyata ini penyebabnya,” kata Made Suadirta yang akrab di sapa Dek Tamu, Rabu (13/4).

Kondisi kolam renang bertaraf internasional tersebut baru saja selesai dibangun pada bulan September 2015 dan sempat dijadikan veneu dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XII Bali.

Kondisi air didalam kolam pun sudah berwarna coklat berhias sejumlah bagian retak pada bagian dindingnya. Kolam tersebut pun dibangun sejak bulan Februari 2015 diatas lahan hibah Pemerintah Provinsi Bali seluas 10,22 are. Proyek tersebut pun dikerjakan oleh pihak kontraktor swasta PT. Tunas Jaya Sanur yang diketahui beralamat di Denpasar.

Pendanaan pengerjaan pun dianggarkan dari dana APBD Kabupaten Buleleng senilai Rp9,9 miliar.

Dek Tamu yang merupakan politisi partai besutan Surya Paloh ini pun menyebut mangkraknya kolam renang tersebut karena lemahnya fungsi perencanaan, pemeliharaan, dan pengawasan.

“Tiga ini saja yang sebenarnya menjadi masalah dan selalu saja terjadi ketika proyek. Tiga ini yang sering disebut lingkaran setan,” ujar Dek Tamu yang merupakan anggota Komisi II DPRD Kabupaten Buleleng, Rabu (13/4).

Kondisi mangkraknya kolam renang tersebut pun turut menjadi perhatian Sekretaris LSM Forum Peduli Masyarakat Kecil (FPMK), Ketut Suartika. Menurutnya, selama ini tidak ada tanggungjawab dari Pemkab Buleleng untuk memelihara kolam renang tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Buleleng, Gede Suyasa, mengatakan, kini aset kolam renang itu sudah diserahkan kepada pihaknya. Bahkan biaya perawatan senilai Rp 780 juta sudah disiapkan untuk melakukan pemeliharaan terhadap kolam renang tersebut.

Kini Disdik akan melakukan proses tender dengan mengirimkan ke Unit Layanan Pengadaan (ULP). Jika sudah ditenderkan, maka pemenang tender akan mulai memeliharan kolam renang itu Mei sampai Desember 2016.

“Sekarang sedang finalisasi RAP-nya spek pengadaan, perawatan sehingga nanti bisa dijalankan. Mudah-mudahan karena ini prosesnya tender sudah bisa mengirimkan ke ULP. Perawatan sampai Desember sudah kita siapkan, April masuk, Mei sudah kita kerjakan sampai Desember, itu nanti dijaga betul oleh pemenang tender,” katanya.

Selain itu, Disdik kini masih mengakaji apakah kolam renang itu selanjutnya akan tetap menjadi aset dan tanggungjawab Disdik atau menjalin kerjasama dengan pihak ketiga untuk mengelolanya.

Menurutnya biaya pemeliharaan yang bernilai Rp 780 juta disebut sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan yang cukup besar.

“Sekarang yang kita prioritaskan biaya perawatan karena biayanya cukup tinggi. Kalau sudah ada pemenang tender, sudah dirawat dan airnya sudah bagus sudah bisa dimanfaatkan masyarakat, tetapi yang merawat pemenang tender,” pungkas Suyasa.adi


Komentar

Berita Terbaru

\