Semburan Belerang Resahkan Petani Ikan Danau Batur
Kamis, 09 Juli 2015
00:00 WITA
Bangli
3888 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Puluhan petani ikan di kawasan danau Batur Kintamani, Bangli kini dihantui keresahan. Pasalnya, mereka khawatir akan menelan pil pahit dan merugi akibat ikan yang dipelihara di kuramba jaring apung (KJA) akan mati semua akibat terjadi semburan belerang dari dasar danau. Letupan belerang tersebut, mulai terjadi di wilayah Ulun Danu, Songan Pada Minggu (5/6). Kemudian menyusul pada Senin (6/6) di wilayah Banjar dalem, Songan, lalu. Selasa (7/6) di wilayah desa Buahan dan Kamis (9/7) kemarin di wilayah banjar Seked dan Kedisan. Akibat letupan yang mengeluarkan belerang itu, air danau batur yang sebelumnya biru berubah warna menjadi keruh dan keputihan. Selain itu, juga tercium bau yang menyengat.
Fenomena alam itu membuat petani ikan KJA ketar-ketir. Mereka takut pengalaman pristiwa yang sama sebelumnya akan terulang dimana ratusan ribu ekor, bahkan jutaan ikan nila dan mujair yang mereka pelihara mati secara sporadis. “Semburan belerang naik mulai lima hari lalu dan sampai kini masih terjadi. Sekarang justru tampak yang paling parah,” ujar Wayan Wirawan salah satu petani ikan KJA di Songan saat ditemui Kamis (9/7/2015).
Menurut Wirawan letupan itu saat ini sudah terjadi hamper disekeliling danau dan membuat hampir semua air danau berubah warna karena tercemar belerang. Dirinya maupun petani ikan lainya dibuat khawatir karena ikan-ikan yang mereka pelihara sudah banyak yang mati. “Ikan saya yang berusia dua bulan ada sekitar dua ribu ekor yang mati. Mungkin juga ikan milik teman-teman sama,” keluhanya.
Selain ikan tersebut, sekitar empat ribu ekor ikan miliknya yang siap panen juga terancam. Sebab dirinya tidak bisa memanen ikan itu karena saat ini masih over produksi. Dirinya juga tidak berani ke kuramba, karena dikhawatirkan ikan yang dipelihara yang saat ini naik kepermukaan untuk menghisap oksigen akan kaget dan turun kebawah sehingga menghisap kandungan belerang dan mati. “Kami binggung langkah apa yang harus diambil dengan kejadian ini. Kami hanya berharap belerang cepat menghilang,” tegasnya. Sebab, lanjutnya, jika semburan belerang berlangsung lama dipastikan semua ikan akan habis mati mengambang, seperti pengalaman tahun sebelumnya. “Saya masih trauma dengan kejadian tahun lalu akibat semburan belerang yang sama. Dimana saya rugi sampai Rp.70 juta,” tegasnya.
Hal yang sama juga disampaikan Made Darsana, petani ikan di Kedisan. Dirinya maupun pemilik KJA juga dihantui kehawatiran dengan naiknya belerang tersebut. “Kami takut ikan-ikan yang kami pelihara akan mati. Memang kejadian ini biasa terjadi antara bulan Juni sampai September,”ujarnya. Padahal menurutnya, saat ini ribuan ikan yang dipeliharanya baru akan dipanen. “Hanya saja, karena kondisi ini saya tidak berani memanen. Lebih baik saya biarkan, untuk mengurangi resiko kematian,” jelasnya.
Sebab, seperti kasus sebelumnya banyak ikan yang mati karena pemilik kuramba ramai-ramai mengecek ikanya ke kuramba. Dampaknya, ikan turun menghisap belerang lalu mati. “Sekarang kami sudah tahu caranya dengan membiarkan saja meski tidak dikasi makan,”jelasnya. Sementara itu Kadis Peternakan dan Perikanan (P2) Pemkab Bangli I Wayan Sukartana ketika dikonfirmasi mengatakan dari hasil pengecekan, akibat belerang naik, Ph air danau Batur menjadi turun. Namun sampai saat ini, belum berdampak terhadap kematian ikan. ard
Komentar