Anggaran Cekak, Perusda Bangli Jalan di Tempat
Selasa, 09 Juni 2015
00:00 WITA
Bangli
2417 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com- Lantaran anggaran yang cekak alias kecil, membuat Perusahaan Daerah (Perusda) Bangli yang efektif menjalankan usaha per bulan November 2014, masih jalan di tempat. Perusda yang bakal membidik 3 unit usaha meliputi pertanian, perbengkelan dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), hingga kini baru bisa mengurus 20 box lebah madu. Lebah madu inipun baru sebatatas uji coba. “Anggaran untuk Perusda sejauh ini sangat kecil sehingga belum banyak yang bisa dilakukan,”ujar Kabag Ekonomi Setda Bangli Ni Luh Ketut Wardani saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/6/2015).
Kata dia, untuk perkantoran Perusda masih meminjam tempat di eks TPA Bangli, Dusun Bangklet, Desa Kayubihi, yang notabene tanahnya milik Pemrop Bali. “ Hingga kini Perusda Bangli belum berani pasang plang nama,”akunya. Saat ditanya hakekat awal pembangunan Perusda untuk membantu petani dalam memasarkan produk pertania yang selama sering menjadi kendala petani?, jelas istri Kadispenda Bangli Gede Suryawan ini, sejati pihaknya telah berupaya memasarkan sirup buah segar produksi petani di Desa Awan ke hotel-hotel. Namun karena pembuatan masih tradisional maka produk ini kurang diminati. “Direktur kami telah mencoba memasarkan sirup buah jeruk segar, namun sayang belum laku, karena rasanya masih terasa pahit,”sebut dia.
Kini, kata dia, Perusda Bangli mencoba melakukan budidaya lebah madu. Dimana, untuk tahap uji coba memelihara 20 box lebah. Untuk perawatan lebah ini semua dilakukan oleh Direktur Perusda Gusti Wira Tenaya. Sementara untuk unit perbengkelan, jelasnya, sejauh ini belum bisa jalan karena terkendala permodalan sehingga belum bisa menyewa tempat. “Maunya kami menggunakan tanah Pemprov Bali yang ada disekitar kota, namun sejauh ini belum mendapatkan tanggapan,”bebernya. Saat disinggung pengelolaan PLTS di Bangklet, jelas dia, sejauh ini belum diserahkan oleh kementrian ESDM Bangli. Jadi hal itu masih dalam tataran wecana. Sementara sejauh ini, Sekda Bangli, Bagian Umum dan Direktur Perusda Bangli, sedang ke Jakarta untuk mengurus masalah hibah ini di Kementrian ESDM. “Kalau ini telah dihibahkan akan mampu menyumbang pemasukan untuk PAD Bangli,”jelasnya. Lanjut menambahkan, saat ini pihaknya masih negosiasi harga jual listrik kepada PLN. Dimana, sejauh ini PLN mau membeli seharga Rp 1.000 per KWH. Padahal, sebelumnya telah ada kesepakatan dengan Pimprinan PLN Rayon Bangli, dimana harga belinya Rp 2.000 per KWH namun karena ada pergantian maka harus dimulai dari awal lagi. “Ke depan kami harus melakukan perawatan panel tenaga surya, dengan harga Rp 1.000 , rasanya terlalu murah,”pungkasnya. ard
Komentar