Kawin Paksa Paket Gita Kian Sulit Terwujud
Selasa, 12 Mei 2015
00:00 WITA
Bangli
5831 Pengunjung
Bangli, suaradewata.com– Ketidakharmonisan hubungan Bupati Bangli Made Gianyar dengan Wakil Bupati Sang Nyoman Sedana Arta kian menjadi. Dampaknya, upaya DPP PDIP untuk melakukan ‘kawin paksa’ terhadap pasangan Gianyar-Sedana Arta yang selama ini dikenal Paket Gita dalam Pilkada Bangli Desember mendatang disinyalir bakal sulit terwujud. Pasalnya, berdasarkan realita politik yang berkembang, kini Paket Gianyar-Kutha Parwata (Gipar) justru makin gencar sosialisasi dengan memasang baliho ke pedesaan. Baliho yang terbaru dipasang para relawan Gipar, adalah baliho yang ada ada di Dusun Kedui, Tembuku.
Dengan makin banyak baliho Gipar ini, memantik tanggapan dari masyarakat kalau kawin paksa yang bakal dilakukan DPP terhadap Gianyar-Sedana Arta sulit dicapai. Apalagi keduanya kini tengah berjuang untuk mendapatkan rekomendasi DPP PDIP menjadi paket Cabup/Cawabup. Malahan, ada isu yang berhembus, kalau Made Gianyar telah terang-terangan menolak berpaketan dengan Sedana Arta di arena Konferda PDIP belum lama ini. Selain itu, disbeutkan Gianyar juga mengajukan syarat. Kalau dirinya tidak mendapatkan jabatan di Struktur DPD PDIP Bali, maka tidak akan mau berpaketan dengan Sang Nyoman Sedana Arta .
Sementara Bendahara DPC PDIP Bangli, Ketut Suastika, Selasa (12/5) saat dikonfirmasi adanya isu penolakan Made Gianyar berpaketan dengan Sedana Arta yang dilontarkan saat Konferda PDIP, tidak menampiknya. Malahan, kata dia, hal itu banyak disaksikan sejumlah tokoh PDIP Bangli. Selanjutnya, Suastika mengirimkan kata-kata Pak Gianyar saat itu melalui SMS. Petikan SMS tersebut berbunyi, “Kalau tiyang tidak jadi pengurus DPD tiang tidak mau berpaket dengan dengan Sang Nyoman dan kalau sampai keluar rekomendasi dengan Sang Nyoman sekalian saja tidak usah direkomendasi jadi Bupati”.
Sementara itu, I Nyoman Adnyana, kader PDIP asal Desa Sekaan, Kintamani, saat dikonfirmasi terpisah, justru membantah kalau Made Gianyar yang kini masih menjabat Bupati Bangli, menolak berpaketan dengan Sang Nyoman Sedana Arta. Kata Adnyana, dalam rapat di DPD yang dihadiri Pak Koster, Pak Gianyar hanya menawarkan solusi untuk membagi beban tugas untuk membesarkan PDIP. Artinya dalam membesarkan PDIP, beban tidak dipangku oleh satu orang saja, seperti “topeng pajegan”, semua dilakukan sendiri. “Tidak benar Pak Gianyar menolak berpaket dengan Sedana Arta. Beliau saat itu hanya menawarkan solusi dan ingin membagi beban tugas dalam membesarkan PDIP,”ucap anggota DPRD Bali itu.
Intinya, saat itu Made Gianyar menawarkan dirinya kalau tidak mendapat jabatan di struktur di DPD, agar dipaketkan dengan Ngakan Kutha Parwata. Dengan demikian, dirinya bersama Ngakan Kutha sama-sama ikut dalam membesarkan PDIP, khususnya di Bangli. Sementara disisi lain, Pak Sedana Arta bisa focus membesarkan PDIP dengan menjabat Ketua DPC PDIP Bangli. “Etika politiknya saat itu, Gianyar tidak berhak ajukan penolakan seperti itu,”sebutnya.
Sementara di lain pihak, dalam pengembalian formulir pendafaran Cabup di PDIP, keduanya juga mendaftar sebagai calon bupati (Cabup). Dan, sejauh ini pak Sedana Arta belum ada komunikasi dengan Made Gianyar soal kesediaanya jadi Cawabup. Karena Pak Gianyar, baca Undang-Undang, kalau harus berpaket dalam Pilkada, kemudian mengambil inisiatif berpaket dengan Ngakan Kutha Parwata yang telah dideklarasikan di Kintamani beberapa waktu lalu. ard
Komentar