Gagal Jadi Polisi, Pemuda Nekat Gantung Diri
Minggu, 26 April 2015
00:00 WITA
Bangli
4475 Pengunjung
Bangli,Suaradewata.com- Hanya dalam hitungan sehari, dua kasus gantung diri melanda wilayah hukum Polres Bangli. Kasus pertama dialami seoarang pemuda asal Bunutin disusul kemudian disusul seoarang guru asal desa Demulih juga nekat mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama. Diduga depresi karena gagal masuk sebagai anggota polisi, seorang pemuda asal banjar Dukuh Prayu, desa Bunutin, Bangli I Wayan Bayu Gede Diana(19), ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi tergantung disebuah kandang babi dibelakang rumahnya.
Kapolsek Bangli, Kompol. Ketut Wida didampingi Kasat Reskrim Polres Bangli AKP. Yana Jaya Widya, SH seijin Kapolres Bangli, AKBP. Suswanto saat dikonfirmasi Sabtu (25/04/2015) membenarkan kasus ulah pati tersebut. Kata dia, kejadiannya sendiri pada hari Jumat(24/4) malam, sekitar pukul 19.00 wita. Saat itu, karena korban tidak pulang hingga malam, orang tuanya I Nyoman Suarsana merasa gelisah, akhirnya minta tolong ke saudaranya I Wayan Tampi yang juga paman korban melakukan pencarian.
Setelah melakukan pencarian ke sejumlah teman-teman korban, pencarian dilanjutkan disekitar rumahnya. Akhirnya korban ditemukan dalam posisi gantung diri dengan menggunakan tali plastik dibelakang kandang babi dibelakang rumahnya. Melihat kejadian seperti itu ayah korban sontak berteriak histeris, sehingga teriakan tersebut menggemparkan warga sekitar dan seketika warga berdatangan ke lokasi kejadian. “Jenazah korban yang tergantung diturunkan oleh warga dan sempat diberikan pertolongan serta dirujuk ke RSU Bangli. Namun nyawanya sudah tidak bisa tertolong lagi,” ungkap Kasat Reskrim, AKP. Yana Jaya Widya.
Hal yang sama juga diakui Kapolsek Bangli, Kompol. Ketut Widia. Dari hasil olah TKP, polisi mengamankan barang bukti berupa tali plastic yang dipergunakan korban untuk gantung diri. Jelas Kapolsek, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi. Diketahui selama ini korban ngebet menjadi anggota polisi. Sebelumnya dia dua kali gagal melamar polisi. Tahun ini korban kembali ingin ikut rekrutmen calon polisi, tetapi oleh ibunya tidak diijinkan. Atas kejadian tersebut, pihak keluarga menyatakan telah menerima dan menganggapnya sebagai musibah. Sementara jazad korban sudah dikubur sekitar pukul 22.00 wita.
Guru SMP Juga Gantung Diri
Ditempat terpisah, kasus ulah pati juga dilakukan seorang guru yang bertugas di SMPN 3 Tembuku, I Nyoman Diara (48) asal Banjar/Desa Demulih, Susut. Korban mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan selendang di lubang ventilasi kamar tidurnya, Sabtu (25/4/2015). Korban ditemukan tewas gantung diri sekitar pukul 13.00 wita dengan menggunakan selendang warna pink di lubang ventilasi rumahnya. Kapolsek Susut AKP Yudistira, seizin Kapolres AKBP Suswanto, saat dikonfirmasi juga membenarkan kasus tersebut. ‘’Sampai saat ini kami masih di TKP mengumpulkan keterangan saksi-saksi dan melakukan olah TKP,” ungkapnya.
Kata dia, motifnya belum bisa dia simpulkan. Hanya saja diakui, dari keterangan keluarga korban mengaku sebelum ditemukan tewas korban sempat demam selama tiga hari. Mayatnya yang tergantung di pintu kamar tidurnya pertama kali ditemukan istri dan kedua anaknya. “ Atas kasus ini, sampai saat ini kami masih melakukan penyelidikan dan pendalaman kasus,” pungkasnya. ard
Komentar