Jangan Bantu Teroris Menebar Rasa Takut
Jumat, 22 Januari 2016
00:00 WITA
Nasional
2800 Pengunjung
Opini, suaradewata.com- Perkembangan teknologi kini telah memudahkan setiap orang untuk berkomunikasi. Jarak yang dahulu menjadi masalah, kini sudah dapat diatasi dengan adanya perkembangan teknologi. Dengan kemajuan teknologi itu, kini kita dapat dengan cepat menyampaikan pesan baik berupa teks, gambar, bahkan video kepada kolega, teman maupun para sahabat.
Salah satu bentuk kemajuan teknologi yang dekat dengan kita adalah pemanfaatan telepon genggam pintar atau smartphone. Hampir setiap orang saat ini memiliki smartphone ini, kecil, tua maupun muda. Bahkan harganya pun dapat dijangkau oleh hampir seluruh lapisan masyarakat.
Keberadaan smartphone saat ini sepertinya tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga sangat jelas bahwa smartphone telah memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan manusia. Dengan kecanggihannya itu, seharusnya kita akan memperoleh berbagai manfaat dan kemudahan dengan menggunakannya.
Namun, dalam kenyataannya, tidak semua berjalan sesuai dengan harapan karena selalu ada orang yang sengaja menyalahgunakannya. Salah satunya contohnya dalam peristiwa peledakan bom di Plaza Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1/2016). Dalam kejadian itu, ada beberapa pihak yang secara sengaja menyebarkan informasi bahwa ada ancaman bom di wilayah Palmerah, Jakarta, dan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Hal ini tentu akan menimbulkan kepanikan bagi masyrakat yang sedang berada di lokasi itu.
Selain secara sengaja, penyalahgunaan juga bisa terjadi secara tidak sengaja. Apa contohnya? Masih dalam peristiwa bom Plaza Sarinah itu, yang mana hampir setiap orang terutama di seputaran Jakarta mendapatkan broadcast detik-detik terjadinya peledakan bom, gambar mayat yang bergelimpangan dan bersimbah darah, serta proses tembak-menembak antara polisi dengan pelaku. Lalu apa yang kita rasakan setelah kita melihat peristiwa tersebut? Tidak sedikit yang menyatakan, bahwa peristiwa itu ngeri atau menyeramkan.
Adanya pernyataan ngeri atau menyeramkan itu merupakan salah satu tanda bahwa ada rasa takut telah yang timbul dari seseorang terhadap sesuatu yang mereka lihat. Dengan demikian, suasana menakutkan pun telah tercipta. Disinilah, tanpa disadari kita telah ikut menyebarkan teror, yaitu hanya dengan menyentuh layar di smarphone kita.
Sebagaimana tercantum Dalam pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2003 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme, seseorang dapat dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme jika dengan sengaja menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan menimbulkan suasana teror atau rasa takut terhadap orang secara meluas atau menimbulkan korban yang bersifat massal, dengan cara merampas kemerdekaan atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain atau mengakibatkan kerusakan atau kehancuran terhadap obyek-obyek vital yang strategis atau lingkungan hidup atau fasilitas publik atau fasilitas internasional.
Dari penjelasan tentang terorisme itu, terlihat bahwa salah satu unsurnya adalah timbulnya rasa takut. Inilah yang diharapkan oleh para teroris, karena pada prinsipnya mereka akan sangat senang jika masyarakat merasa takut. Apalagi ada banyak korban yang berjatuhan dan kerusakan yang terjadi sangat besar, maka mereka akan merasa semakin kuat dan berani untuk melawan aparat keamanan.
Tidak hanya itu, setelah merasa menang karena mampu menimbulkan rasa takut, mereka pun akan semakin melebarkan sayapnya dengan merekrut lebih banyak orang. Selanjutnya, mereka pun akan menebar teror-teror baru di masyarakat, sehingga situasi menjadi tidak aman.
Bijak dalam memanfaatkan teknologi
Memberikan kabar atau informasi bahwa ada peristiwa bom meledak atau kontak senjata di suatu wilayah, pada dasarnya bukanlah hal yang salah. Akan tetapi, kita harus selektif dalam menyebarkan informasi tersebut, karena tidak semua orang dapat menerimanya dengan baik. Bisa saja orang yang kita kirimi adalah orang yang pernah mengalami peristiwa serupa, sehingga itu akan menimbulkan kembali ketakutannya.
Kita juga seharusnya dapat berempati dengan kondisi para korban yang terluka atau korban tewas. Karena hal itu akan menjadi sebuah pengalaman buruk bagi mereka ataupun sanak saudaranya.
Disamping itu, pengguna smartphone saat ini bukan hanya para orang tua atau mereka yang sudah dewasa. Adanya banyak anak-anak dibawah usia 17 tahun atau anak-anak dibawah umur yang telah menggunakan smartphone. Tentu sangat tidak baik bagi anak-anak tersebut jika mereka menyaksikan peristiwa peledakan bom, atau melihat korban jiwa yang bersimbah darah. Hal ini akan tersimpan lebih kuat dalam ingatan mereka bahkan kondisi itu dapat mempengaruhi kondisi psikologisnya.
Oleh karena itu, mulailah untuk bijak dalam menanggapi kemajuan teknologi, karena tidak semua informasi dapat diterima dengan baik oleh komunikan kita. Salah satunya adalah dengan lebih selektif dalam menyebarkan berbagai informasi yang kita dapatkan. Bila perlu konfirmasilah terlebih dahulu kebenarnya dari informasi itu.
Jika informasi itu dirasa membahayakan, maka sampaikan kepada pihak yang berwajib, bukan disebarkan kepada orang lainnya yang tidak bertanggung jawab. Karena, informasi akan bermanfaat jika berada di tangan yang tepat. Dan selalu ingat, jangan bantu teroris untuk menebarkan rasa takut.
Dede August, penulis adalah pengamat sosial
Komentar