PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Warisan Budaya Dunia Subak Pulagan Panen Perdana

Selasa, 27 Oktober 2015

00:00 WITA

Gianyar

3115 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Gianyar,suaradewata.com - Padi di areal seluas 10,057 di Kawasan Subak Pulagan, Kecamatan Tampaksiring, setelah 77 hari ditanam tepatnya (7/7), selasa 27 oktober 2015 akhirnya dipanen. Penanaman padi yang sempat memecahkan rekor Muri, panen dilakukan oleh Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, Kepala Perwakilan BI Bali, Dewi Setyowati, Bupati Gianyar, Anak Agung Gede Agung Bharata, Kasdam IX/Udayana, Dandim 1616/Gianyar, Kapolres Gianyar.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Bali, Dewi Setyowati dalam laporannya menyampaikan  panen perdana padi organik yang ditanam di demplot seluas 10 Ha di area Subak Pulagan, Tampaksiring, Kabupaten Gianyar diharapkan keberhasilan panen akan menjadi contoh bagi subak lain di wilayah Bali untuk segera menanam padi menggunakan metode organik. “Kami menginisiasi penggunaan kembali pupuk organik dan secara berangsur mengurangi penggunaan pupuk kimia, karena jika terus menerus dilakukan dapat menurunkan kualitas tanah dan berakibat menurunnya produktivitas,” ungkapnya.

Padi organik yang dipanen perdana tersebut menghasilkan produksi mencapai 8-9 ton gabah per Ha. Jumlah tersebut jauh melebihi hasil sebelumnya di mana petani hanya menghasilkan sekitar 5 ton gabah per hektar dengan metode penanaman konvensional dengan  pupuk kimia. Metode penanaman padi di subak itu menggunakan SRI (system of rice intensification) dan tanam Jajar Legowo yang telah memberikan hasil memuaskan di beberapa daerah di Indonesia. Menurutnya, metode ini memiliki keunggulan utama adalah penghematan air sampai dengan 20-30%. Selain itu, benih yang dibutuhkan pun hanya 5-7 kg/Ha, jauh lebih hemat dari metode konvensional (50 kg/ha). Metode SRI hanya memerlukan 1 batang benih per lubang, sedangkan metode konvensional paling sedikit 10 batang per lubang tanam. Dia mengungkapkan berdasarkan hasil pengamatan pada Agustus 2015, padi yang ditanam memiliki tinggi rerata 88 cm, dengan jumlah anakan mencapai 35 batang dan butir sebanyak 125 di tiap malainya.

Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta menyampaikan apresiasi atas kerjasama BI dan Pemkab. Gianyar menanam padi organic di Subak Pulagan yang telah mendapat pengakuan dunia sebagai warisan budaya dunia. Wagub berharap kegiatan ini sebagai upaya untuk meningktakan hasil petani dan mengurangi alih fungsi lahan.

Kepala Kelompok Tani, Ternak dan Ikan Pulagan, Sang Nyoman Astika menyatakan sebagian anggota subak yang sebelumnya enggan mengadopsi sistem tersebut, menyatakan penyesalan. Sebagai gambaran, dari total anggota Kelompok Tani, Ternak dan Ikan Pulagan sebanyak 158 orang dengan total luasan lahan mencapai 103 Ha, saat ini baru 48 orang petani bergabung. Diakuinya, metode yang mereka adopsi saat ini akan berdampak terhadap kesejahteraan, karena omset pendapatan meningkat. Ditambah lagi, kelompok ini sudah kuat secara organisasi dan kompeten dengan mendirikan kelompok lembaga keuangan masyarakat dengan modal saham Rp 8 juta. Keuntungan lain yang diperoleh kelompok ini adalah munculnya salah seorang petani pakar yang berhasil menciptakan decomposer microbacter sendiri. “Sekarang anggota yang belum ikut karena dulu merasa tanahnya sulit kalau organik dan takut tanaman mati, sekarang begitu mengerti mereka akan ikut gabung,” ucapnya.gus


Komentar

Berita Terbaru

\