Kesurupan Massal, Dituduh Ngeleak, 10 Warga Langkaan Diungsikan
Rabu, 30 September 2015
00:00 WITA
Bangli
3476 Pengunjung
Bangli, Suaradewata.com – Suasana banjar Langkaan, Landih, Bangli kembali mencekam menyusul banyaknya warga yang mengalami kesuruan secara massal dan beruntun sejak dua hari terakhir. Parahnya, dalam kesurupan kali ini sebanyak empat Kepala Keluarga atau sekitar 10 orang warga dusun setempat terpaksa diungsinya ke Polsek Bangli. Pemicunya, empat KK tersebut dituding bisa ngeleak atau memiliki ilmu hitam oleh warga yang mengalami kesurupan.
Kapolsek Bangli, Kompol. I Ketut Widia saat dikonfirmasi Rabu (30/09/2015), membenarkan adanya fenomena kejadian tersebut. Didampingi peduluan Wayan Jamin; Bendesa Pekraman Langkaan, Wayan Sudarsa serta Perbekel Landih, Wayan Sudana dijelaskana kronologis peristiwa berbau niskala ini bermula dari tanggal 7 September 2015 lalu.
Saat itu, ada tujuh pemudi atau sisia setempat yang lebih dikenal tapakan ini, mengalami kesurupan dan menunjuk sejumlah rumah warga yang diduga mempunyai ilmu hitam. Namun hal itu sempat mereda setelah dilakukan paruman adat dan disepakati menghaturkan guru piduka. Selain itu, sesuai keyakinan warga setempat pada Purnama ke-empat, Senin (28/09/2015) lalu juga digelar upacara pengening-ening atau karya pemahayu jagat di Pura Gunung Meraun yang merupakan pura tertua dan terpingin di dusun setempat.
Hanya saja, kasus kesurupan ini kembali berlanjut saat itu. “Saat purnama bersamaan dengan upacara pengening-ening dilakukan, tujuh sisia yang dulu mengalami kesurupan kembali kerangsukan saat ada salah seoarang warga yang sebelumnya dituduh mempunyai ilmu hitam akan melakukan persembahyangan ke pura,” bebernya. Bahkan kesurupan kali ini, kian meluas hingga ke puluhan warga dan berlangsung secara beruntun selama dua hari terakhir. Setidaknya, saat itu ada sekitar 50 warga yang mengalami kesurupan.
Selanjutnya sesuai kesepakatan para tokoh masyarakat setempat, warga yang dituduh bisa ngeleak tersebut diamankan ke Polsek Bangli untuk mendapat perlindungan. “Awalnya ada satu kepala keluarga yang mencari perlindungan ke Polsek. Namun karena pertimbangan lain, total yang dititipkan ke Polsek sebanyak 4 kepala keluarga atau sebanyak sepuluh orang warga. Tujuannya agar upacara tersebut bisa berjalan lancar,” jelasnya. Anehnya, sesuai petunjuk niskala, petugas polisi justru dilarang masuk ke wilayah dusun setempat. Akibatnya, petugas keamanan hanya bisa memantau situasi dari luar.
Sementara tokoh setempat I Wayan Jamin dan Nengah Darsana menambahkan, upacara penyineban yang sedianya dilakukan Selasa (29/09/2015) hingga sekarang belum bisa dilasanakan karena perisitiwa tersebut. “Yang kesurupan sudah mencapai 50 warga sejak Minggu lalu. Tapi sama sekali tidak ada yang sampai bertindak anarkis,” bebernya. Sementara, ke-10 warga yang kini dititipkan di Polsek Bangli kemungkinan baru diijinkan kembali pulang setelah upacara penyineban. Terkait rencana pemulangan 4 KK tersebut, pihaknya Kamis (1/10) besok (hari ini, red) berencana menggelar paruman adat. Dalam paruman itu akan dibahas mengenai keselamatan orang-orang yang diungsikan tersebut. ‘’Yang dititipkan di Polsek Bangli merupakan warga yang rumahnya pernah ditunjuk memiliki ilmu lain. Semoga saat paruman adat nanti, ada jalan keluar dan solusi terbaik yang bisa kita capai,” ungkap Nengah Darsana menimpali.ard
Komentar