Buah Jeruk Layu dan Rontok Akibat Kemarau Ekstream, Petani Kintamani Menjerit
Kamis, 24 September 2015
00:00 WITA
Bangli
3657 Pengunjung
Bangli, Suaradewata.com – Ditengah jebloknya harga jeruk saat ini, para petani jeruk di Kintamani, Bangli kini kian terpuruk. Pasalnya, dampak kemarau ekstrem yang berkepanjangan telah menyebabkan hektaran buah jeruk petani yang sudah siap panen layu dan berguguran. Rontoknya buah jeruk ini, tentunya membuat petani menjadi merugi.
Wayan Diar salah seorang pemilik kebun jeruk di bilangan Desa Belantih, Kintamani, Kamis (24/9/2015) mengakui saat ini petani jeruk di Kintamani berada dalam kondisi sulit. Selain produksi mengalami penurunan, juga ditambah harga jeruk yang jatuh. Kini harga jeruk hanya mencapai Rp 4.000 di tingkat petani. Dengan harga ini, tentu petani bakal mengalami kerugian. Mengingat biaya produksi jeruk mengalami kenaikan. “Satu hektar jeruk bisa menghabiskan biaya jutaan rupiah, tentu ini merugikan petani,”jelasnya.
Lebih lanjut, tokoh masyarakat Belantih ini juga mejelasalan akibat dampak kemarau ekstrem yang berkepanjangan semakin membuat petani jeruk kelimpungan. “Dampak kemarau ektrem telah menyebabkan banyak buah jeruk menjadi layu dan berguguran,” tegasnya. Dalam situasi ini, diakui, produksi jeruk menjadi jeblok dan pembeli juga enggan untuk membeli jeruk Kintamani. Ditanya upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi musim kamarau, kata dia, petani hanya bisa pasrah. Pasalnya, penyiraman memang tidak mungkin dilakukan. Dengan kebun yang begitu luas, tentu akan memakan biaya tinggi. Pasalnya, setangki air saja bisa bernilai Rp 300 ribu. Bayangkan kalau satu hektar jeruk berapa tangki air dibutuhkan. “Kalau 10 pohon mungkin bisa disiram, namun jumlah tanaman yang mencapai puluhan ribupohon tentu mustahil kami lakukan,”sebutnya.
Hal senada juga diungkapkan Petani di bilangan Desa Mangguh, Kintamani. Jatuhnya harga jeruk saat ini, telah membuat petani pusing. Petani ditambah puyeng dengan panjangnya musim kamarau yang tentu berdampak pada tanaman jeruk. Umumnya, saat kamarau buah jeruk akan layu, bila lama dibiarkan dipohon tentu akan rontok. “Situasi sekarang memang sangat sulit bagi kami. Harga jeruk rendah sehingga saudagar enggan datang untuk membeli, kini kami harus berjuang melawan kegaganasan alam,”ujar Nengah Selamet, petani setempat belum lama ini.ard
Komentar