PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Dewan Tuding Kebocoran Pariwisata Tinggi, Pasca Video Mafia Tiket Disbudpar Rapat Tertutup

Selasa, 22 September 2015

00:00 WITA

Bangli

4269 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com – Beredarnya video pungli mafia tiket di Kintamani yang diunggah di Youtube sejak beberapa hari terakhir, selain membuktikan amburadulnya pengelolaan pariwisata di Bangli juga mempertegas kecurigaan kalangan DPRD Bangli, yang menilai kebocoran PAD dari sumber pariwisata sangat tinggi. Bahkan diperkirakan tingkat kebocorannya mencapai 50 persen. Sementara pasca beredarnya video tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bangli langsung menggelar rapat tertutup, Selasa (22/09/2015) guna perbaikan sistem pengelolaan pariwisata Kintamani secara internal.

Ketua DPRD Bangli Ngakan Kutha Parwata, dari awal mengaku sangat menyayangkan insiden tersebut sampai beredar di dunia maya. Kondisi ini, dipastikan akan mencoreng dunia pariwisata Bali pada umum dan Bangli pada khususnya.  Selain itu, dengan kasus ini kalangan Dewan memperkirakan tingkat kebocoran mencapai PAD yang bersumber dari pemasukan pariwisata Bangli mencapai 50 persen. Hal ini, lanjut dia, mengacu dari hasil sidak DPRD sebelumnya dan rekaman video yang diunggah di youtube. “Kalau mengacu dari hasil sidak sebelumnya dan rekaman dalam video tersebut, rata-rata kemungkinan kebocoran yang terjadi mencapai 50 persen,” ungkapnya.

Dijelaskan kembali, saat sidak yang dipimpin oleh Wakil Ketua DPRD Bangli, Komang Charles bersama anggota Wayan Jamin, Desa Sang Made Widana dan sejumlah anggota DPRD Bangli lainnya, beberapa bulan silam di pos tiket Kintamani, dari tiga sampel kendaraan yang disidak, tiket yang diberikan rata-rata tidak sesuai dengan jumlah tamu yang datang.  Awalnya sidak komisi II DPRD Bangli itu, memeriksa sebuah minibus yang mengangkut dua wisatawan. Saat itu, keduanya memegang tiket masuk. Selanjutnya, kecurigaan kebocoran mulai terlihat pada bus ke dua yang mengangkut 27 wisatawan, namun yang membawa tiket hanya 23 orang.

Lebih parah lagi, saat bus ke tiga diperiksa dari 29 wisatawan yang berkunjung ke kintamani, justru sama sekali tidak mengantongi tiket sama sekali. Dari informasi pemandu yang diterima Dewan saat itu, rombongan pengunjung ini sejatinya telah membayar uang tiket sebesar Rp 540.000. Padahal semestinya uang tiket yang harus dibayar dari 29 wisatawan dewasa itu sebesar Rp 899.000 dengan asumsi tiket masuk Rp 31.000.

 Meski demikian, Ngakan Kutha mengaku masih akan melakukan rapat kerja untuk memastikan tingkat keboran yang terjadi. “Soal  persentase kebocoran pastinya, nanti saat rapat kerja akan terungkap. Nanti akan kita bandingkan realisasi pencapaian dengan target retribusi yang telah ditetapkan,” tegasnya. Rencananya, rapat kerja tersebut akan melibatkan Disbudpar, Dispenda, Kepala Inspektorat dan instansi terkait lainnya. “Raker akan kita lakukan pada Jumat mendatang, khusus membahas persoalan yang terjadi di obyek wisata Kintamani,” tegasnya.  

Sementara itu, Disbudpar Bangli menindaklanjuti beredarnya video mafia tiket Kintamani, langsung menggelar rapat tertutup melibatkan Kepala Dispenda, Kepala Inspektorat, Pol PP dan bagian humas Pemkab Bangli. Usai rapat tertutup, Kabag Humas dan Protokol Pemkab Bangli, Cok Bagus Gaya Dirga menjelaskan rapat tertutup tersebut dilakukan untuk perbaikan internal. “Hasil rapat, rencananya setiap satu bulan sekali monitoring akan dilakukan. Kita melakukan perbaikan ke dalam dulu,” tegasnya.

Sebelumnya Kadisbudpar Bangli, Wayan Adnyana mengaku pihaknya masih akan melakukan kroscek guna memastikan persoalan yang sebenarnya terjadi daam video tersebut. Rencananya kedua belah pihak, juga akan dipanggil. “Kita masih melakukan penelusuran identitas guide yang kemungkinan guide freelance, untuk kita ajak duduk bersama,” sebutnya. Sementara soal sanksi terhadap oknum penjaga tiket yang nakal itu, pihaknya mengaku masih melakukan kajian. “Pembuktiannya dulu kita perjelas. Karena dalam video tersebut masih pengakuan sepihak saja,” pungkasnya.  

Sekadar diketahui sejak diunggah tanggal 19 September 2015 lalu sampai Selasa ini, dua video berjudul Pungli Mafia Tiket Kintamani part I berdurasi 2,06 menit dan  Pungli Mafia Tiket Kintamani part 2 berdurasi 2,36 menit telah ditonton sebanyak tiga ribuan lebih citizen.ard


Komentar

Berita Terbaru

\