Ratusan Layangan Tradisional Hiasi Langit Pantai Masceti
Sabtu, 19 September 2015
00:00 WITA
Gianyar
5017 Pengunjung
Gianyar,suaradewata.com - Ratusan layangan tradisional berbagai ukuran menghiasi langit Pantai Masceti, Desa Medahan Blahbatuh, Gianyar dalam “Gianyar Layang-Layang Festival 2015 yang diselenggarakan 19 – 20 September 2015. Pembukaan festival layang-layang ditandai dengan penarikan layangan oleh Asisten I Pemkab Gianyar, Cokorda Rai Widiarsa P. Sabtu (19/9) pagi.
Tampak kerumunan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa memadati pantai tersebut untuk menonton lomba layang-layang ke-3 yang dilaksanakan oleh Belega Layang-Layang Club (BALAC) bekerja sama dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, unsur desa dan pihak swasta. Tak jauh berbeda dengan lomba layang-layang yang dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya. Para peserta lomba terlihat begitu bersemangat menggiring, hingga memainkan layangan mereka masing-masing. Iringan gambelan baleganjur terdengar semakin menambah semangat para peserta.
Terlihat bebean memiliki ukuran paling besar, janggan terlihat menarik dengan hiasan ekornya yang bisa mencapai ratusan meter, sedangkan pecukan yang paling mudah diterbangkan karena bentuknya stabil. Warna-warna yang terdapat pada layang-layang ini rata-rata merah, putih dan hitam. Warna-warni layangan ini juga mampu menarik wisatawan. Tidak sedikit wisatawan yang menyaksikan lomba layang-layangan ini sambil menikmati deburan ombak Pantai Masceti.
Ketua Panitia Lomba Layang-layang, Komang Elen Juniadi mengatakan, peserta lomba layang-layang tahun ini diikuti 735 peserta dari berbagai wilayah di Bali. Layang-layang yang dilombakan dibagi 3 katagori yakni katagori A meliputi bentuk bebean (ikan) dan pecukan (daun) dengan ukuran lebar 2,5 cm. Katagori B meliputi bebean, pecukan, janggan(burung) dan layangan kreasi dengan ukuran lebar maksimal 400 cm. Sementara untuk katagori C melibatkan siswa SD dan SMP membuat sekaligus menaikkan layangan kreasi bebas sebagai bentuk dukungan Gianyar sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA).
Kriteria penilaian meliputi kerapian, elog/gerakan, guangan dan keharmonisan. Hal menarik, penilaian tidak hanya dilakukan pada saat layangan dinaikkan dan diturunkan, tetapi juga dinilai oleh tim juri pengintai yang berada di jalan raya, tempar parkir layangan, dimana diharapkan peserta bersama-sama menjaga ketertiban di jalan raya pada saat menuju dan pulang dari tempat lomba. “Lomba layang-layang ini bertujuan sebagai ajang kumpul para pencita dan penghobi layang-layang juga sebagai ajang untuk menumbuhkan kreasi masyarakat dalam mengekpresikan seni lewat layangan,” ujar Elen Juniadi.
Sementara Cok. Rai Widiarsa mengungkapkan, lomba layang-layang diharapkan rutin dilaksanakan setiap tahun sebagai upaya pelestarian budaya daerah.Selain itu tentu menjadi ajang bagi generasi muda untuk menuangkan kretaivitasnya dalam seni layangan. Tak kalah penting, festival layang-layang menjadi daya tarik wisatawan sehingga makin mempertegas Gianyar sebagai daerah seni dan tujuan kunjungan wisatawan.gus
Komentar