PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Rabies, Bocah SD Tewas di Bangli

Selasa, 15 September 2015

00:00 WITA

Bangli

2778 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com– Keganasan serangan virus rabies, kembali menelan korban jiwa di Bangli. Kali ini, korban bernama Ketut Arta (8) asal Dusun Bubung Kelambu, Desa Batur Tengah, Kintamani. Tragisnya, bocah adalah siswa kelas III, SDN 2 Batur Tengah, meninggal Sabtu (12/9/2015).  Korban diduga suspect rabies, pasalnya sekitar tiga bulan lalu korban sempat digigit anjing pada kakinya.  Namun sayang saat itu korban tidak mendapatkan Vaksin Anti Rabies (Var). Dengan kasus ini, dalam tahun 2015 tercatat tiga korban jiwa yang meninggal di Bangli akibat rabies.

Sesuai informasi yang dihimpun dirumah duka, Selasa (15/09/2015), sebelum meninggal korban mengalami kejang-kejang,  dan sempat seperti orang kesurupan. Bahkan, korban sempat beringas dan ingin menggigit benda disekitarnya. Malahan  ibu korban sempat dicengkram. Saat digigit anjing tetangganya, sejatinya korban sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas, Kintamani. Korban saat itu mendapatkan tujuh jaritan.

I Wayan Bandi kakak kandung korban, menuturkan, sebelum korban meninggal mengalami kejang-kejang bahkan sampai beringas. Ibunya, Ni Wayan Jati (53) sampai ditendang dan dicengkram oleh korban. “Adik saya menderita kejang-kejang, saya kira dia mengalami kesurupan,”akunya. Dia menduga adiknya kena suspect rabies. Pasalnya sekitar 3 bulan lalu, dia digigit anjing tetangga pada bagian betis di sebuah gang yang tidak jauh dari rumahnya. Kaki korban saat itu menderita luka robek dan sempat diobati di Puskesmas di Kintamani. Oleh pihak Puskesmas, korban dinyatakan tidak kena rabies. Lalu korban hanya mendapatkan pengobatan biasa, dan lukanya dijarit sampai 7 jaritan.  Dirinya saat itu malah tidak mendapatkan informasi lanjutan, terkait dengan VAR.

Lanjut Bandi, adik sulungnya pasca mendapat kontrol dan balutan lukanya sudah dibuka oleh petugas Puskesmas, sempat bisa bersekolah. Namun, sekitar tanggal 20 Agustus lalu, dua hari pasca bapaknya meninggal, korban mengalami demam tinggi. Namun setelah diobati  di rumah sakit, dia kembali sembuh. “Saat itu kami  menduga korban demam lantaran shock akibat ditinggal bapak,”akunya.

Disinggung soal anjing yang menggigit korban, jelas Bandi, anjing itu tambah beringas, malahan sempat menggigit Nengah Suta, warga Dusun Taksu, Batur Tengah. Namun lantaran dia telah mendapatkan vaksin, Suta bisa selamat. “Anjing tersebut makin beringas,”sebutnya. Ibu korban Ni Wayan Jati (53) sangat marah terhadap pemilik anjing yang dinilainya sangat cuek, selain tak pro aktif urusan vaksin, juga tidak ada penyampaian maaf atas peristiwa tersebut. 

Sementara Kadiskes Bangli I Nengah Nadi ketika hendak dikonfirmasi soal kasus tersebut, Selasa (15/9) belum berhasil dihubungi. Malahan saat dikonfirmasi via SMS yang bersangkutan tidak menjawabnya. Namun menurut informasi, pihak Diskes Bangli belum mengetahui hal itu. Padahal korban sempat menjalani perawatan di Puskesmas Kintamani, yang notabene kepanjangan tangan Diskes.

Sementara Kadis Peternakan dan Perikanan Darat Bangli Wayan Sukartana juga mengakui belum menerima laporan terkait korban meninggal akibat suspect  rabies dari pihak Diskes Bangli. “Kalau kami mendapatkan laporan ada korban digigit anjing, pasti kami turun ambil sampel anjing penggigit. Namun hingga saat ini kami juga belum menerima informasi itu,”jelas Sukartana. ard


Komentar

Berita Terbaru

\