PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

10 Kecamatan di BAngli Krisis Air Bersih

Rabu, 02 September 2015

00:00 WITA

Bangli

2484 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli,suaradewata.com – Sedikitnya sebanyak 10 kecamatan yang tersebar di empat kabupaten di Bali belakangan mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Kondisi ini, dipicu dampak badai El Nino yang diperkirakan akan terjadi hingga bulan November mendatang. Untuk penanggulangan krisis air bersih tersebut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Propinsi Bali bersama BPBD Kabupaten serta instansi terkait lainnya mulai intens membagikan bantuan air bersih secara gratis ke sejumlah wilayah krisis tersebut. Salah satu tujuan bantuan air bersih tersebut menyasar dusun Klatkat, desa Abang Batudinding dan dusun Beluhu, Desa Suter, Kintamani, Bangli, Rabu (02/09/2015). Pada saat itu, BPBD menggandeng salah satu perusahaan air kemasan. Sesuai pantauan, bantuan air siap minum yang diberikan tersebut langsung diserbu puluhan warga yang selama ini mengalami krisis air bersih. Mereka berbondong-bondong datang ke bale banjar setempat dengan membawa jerigen masing-masing, untuk mendapatkan bantuan air bersih yang disediakan sebanyak 10.000 liter tersebut. Disela-sela kegiatan tersebut, Kepala BPBD Bali Dewa Made Indra didampingi Kepala BPBD Bangli Wayan Karmawan menyatakan badai El Nino diperkirakan masih akan terjadi hingga bulan November mendatang. Dampaknya, musim kemarau akan menjadi bertambah panjang. Kondisi ini, memicu kekeringan yang melanda sejumlah daerah. Untuk Bali, disebutkan, sebanyak 10 Kecamatan yang tersebar di empat Kabupaten belakangan mengalami krisis air bersih. Yakni, Kabupaten Buleleng, krisis air bersih melanda Kecamatan Sukasada, Kecamatan Tejakula dan Kecamatan Grokgak. Kabupaten Klungkung, di kecamatan Nusa Penida. Kabupaten Karangasem, tercatat ditiga kecamatan yakni Kecamatan Karangasem, Abang dan Kubu. “Sementara di Bangli, kekeringan dan krisis air bersih melanda Bangli, Tembuku dan Kintamani,” ungkap Dewa Indra. Untuk menanggulangi krisis air bersih yang semakin parah, lanjut Dewa Indra, untuk sementara waktu pihaknya hanya bisa memberikan bantuan suplai air nersih dengan menggandeng sejumlah instansi terkait. “Suplai air terus kami lakukan bersama SKPD yang lain, baik tingkat provinsi maupun kabupaten,” paparnya. Pejabat asal Buleleng ini juga menambahkan selain dari pemerintah, bantuan suplai air juga datang dari perusahaan air mineral yang ada di Bali. Jumlah air yang disalurkan di setiap desa mencapai 10.000 liter. Menurutnya, hal ini merupakan hal yang sangat baik untuk meringankan beban masyarakat. “Kami juga bekerjasama dengan perusahaan air mineral. Semoga kedepannya bisa lebih banyak yang terlibat,” cetusnya. Sementara untuk penanganan jangka panjang, pihak BPBD masih beripaya mencari sumber mata air yang ada di sekitar daerah krisis air tersebut. Jika ditemukan sumber air, BPBD kabupaten diminta segera berkoordinasi dengan BPBD Provinsi dan nantinya akan ditindaklanjuti bersama instansi lain. “Untuk solusi jangka panjang, kami masih berusaha mencari sumber mata air. Jika ditemukan, kami akan upayakan untuk lakukan pengangkatan,” imbuhnya. ard Disisi lain, pendistribusian air bersih di Dusun Klatkat Desa Abang Batudinding disambut antusias warga. Saat mobil tanki tiba di depan balai banjar, puluhan warga bergegas mengambil jirigen. Bahkan, ada pula yang mengangkut jirigen hingga menggunakan mobil. Saat ditemui, Kadus setempat I Made Selamet menuturkan krisis air bersih kerap melanda daerahnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, warga terpaksa membeli air dengan harga yang cukup mahal. “Saat musim kemarau, rata-rata warga kami membeli air. Harganya mencapai sekitar Rp 250 ribu per truk untuk keperluan setengah bulan saja,” tuturnya. Sementara bagi warga yang kurang mampu membeli air dengan sistem jerigen dengan harga Rp 3.000 per jerigen. Disebutkan lagi, krisis air ini tidak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat saja. Melainkan juga pada sektor peternakan dan dan pertanian. Karena itu, diharapkan bantuan seperti ini rutin dilakukan untuk mengurangi beban masyarakat. (ard)


Komentar

Berita Terbaru

\