PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Rabies Makan Korban, Pemuda Tewas Digigit Anjing

Senin, 27 Juli 2015

00:00 WITA

Bangli

2910 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Bangli, suaradewata.com– Kasus rabies di Bangli terus menjadi momok menakutkan bagi warga. Pasalnya, memasuki tahun 2015, tercatat dua korban sudah menjadi keganasan virus yang disebarkan anjing tersebut di wilayah Bangli. kali ini, seoarang pemuda asal dusun Buayang, Landih, Bangli, Komang Kartawan (23) meregang nyawa setelah tergigit anak anjing milik tetangganya sendiri, sebulan silam, dan telat mendaptkan Var lantaran saat itu stock vaksin kosong. Korban akhirnya tewas dalam perawatan di RSUP Sanglah, Senin (27/07/2015).

Dari pantauan di rumah duka, jazad korban tiba di rumah duka sekitar pukul 14.00 wita. Tampak hadir saat itu, Kadis Kesehatan Bangli, Nengah Nadi dan Kadis Peternakan dan Perikanan Bangli, Wayan Sukartana. Sementara orang tua korban korban, I Nengah Geban bersama istrinya Ni Wayan Janggi tampak larut dalam kesedihan. Mereka tak menyangka anak bungsu dari tiga saudara tersebut, akan meninggal dengan cara tragis.

Diceritakan riwayat sakit korban yang berprofesi sebagai petani ini, bermula pada 21 Juni lalu, tergigit anak anjing milik tetangganya I Nyoman Kari, saat sedang main-main. “Anjing yang menggigit anak saya, sebenarnya biasa diajak bermain dan berfoto. Namun entah kenapa, bisa menggigit pada jari klingking tangan kiri anak saya,’ jelasnya.

Atas kondisi itu, korban langsung dilarikan ke RSUD Bangli. Namun sayang, pada saat itu korban hanya mendapatkan suntikan antibiotik saja mengingat stok VAR habis.  Setelah mendapatkan penanganan medis, korban kembali diajak pulang. Namun, berselang satu bulan kasus gigitan terjadi, Sabtu (25/7/2015), korban kembali dibawa ke RSUD Bangli karena mengeluh kesemutan pada lengan kirinya. Saat itu, pihak RSUD langsung memberikan VAR yang petama. Namun, harapan untuk melihat kondisi anaknya membaik justru tambah buruk. Sehingga pada keesokan harinya, pada hari  Minggu (26/7/2015), sekitar pukul 14.00 siang korban kembali dibawa ke RSUD Bangli karena muntah-muntah dan sesak nafas.

Melihat kondisinya yang darurat, pihak RSUD Bangli langsung merujuk korban ke RSUP Sanglah untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Hanya saja, nyawanya tidak bisa tertolong lagi pada hari Senin sekitar pukul 09.35 wita. “Anak saya sudah sampai dibawa ke Rumah Sakit Sanglah. Sebelum meninggal, kondisinya sempat drop, terus kembali membaik. Sudah bisa bincang-bincang dengan keluarga. Kemarin pagi, kondisinya drop lagi dan akhirnya meninggal tadi pagi,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Bangli, dr. I Nengah Nadi membenarkan kronologis kejadian kasus gigitan ini. Ia juga mengakui, saat korban tergigit anjing, stok VAR dalam keadaan kosong. Kendati demikian, sebelum korban meninggal, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan dengan menyuruh korban mengobservasi anjing dan langsung melaporkan ke Dinas P2 untuk mencari sampel otak anjing dan diperiksa ke laboratorium untuk penegakan diagnosa. Pada 22 Juni 2015, Dinas P2 merespon pemilik anjing untuk mengikat anjingnya karena keesokan harinya akan dilakukan pengambilan sampel sekaligus dilakukan aliminasi dan emergency vaksinasi di Dusun Buayang. Pada saat eliminasi, anjing tersebut tidak ditemukan dirumah pemilik.

Saat itu juga kepada korban diminta untuk mengambil surat keterangan di Dinas P2 dan RSUD Bangli untuk mendapatkan VAR di Denpasar. Namun korban tidak datang. “Kami sudah minta korban untuk mengambil surat keterangan agar bisa mendapatkan VAR di Denpasar. Tapi tidak datang,” terangnya. Pada 25 Juni 2015, korban kembali dihubungi via telephone untuk mengambil surat rujukan agar bisa mendapatkan VAR di Denpasar. Tetapi korban tetap tidak datang. “Kami sudah lakukan beberapa upaya untuk mengatasi kasus ini. Korban sudah kami panggil untuk mendapatkan VAR. Tapi tidak datang. dan info terakhir kami terima korban menginggal dengan diagnosa encephalitis suspek rabies,” tegas Nadi.

Sementara, untuk mengantisipasi berulangnya kasus serupa, sebut Nadi pihaknya akan menggencarkan eliminasi dan vaksinasi anjing yang menjadi target sasaran disamping kembali melakukan sweeping terhadap warga yang pernah digigit anjing sejak dua bulan belakangan dan belum mendapatkan VAR. “Kami akan sweeping dan sosialisasi akan terus digencarkan,” jelasnya. Selain itu, soal pasokan Var saat ini diakui sudah tersedia. Disebutkan, tanggal 7 Juli, pasokan Var di Bangli sudah tersedia sebanyak 2.000 ampul.  Sebelumnya di tahun yang sama, tepatnya pada tanggal 3 Maret 2015, kasus rabies menewaskan salah seorang warga di Dusun Antugan Desa Jehem Tembuku, I Nengah Merta (32). Dengan demikian, tercatat tahun 2015, total dua kasus korban tewas akibat rabies. ard

 


Komentar

Berita Terbaru

\