Hadapi Tarif Trump dan Pelemahan Rupiah, Presiden Prabowo Ajak Masyarakat Tenang dan Percaya Diri
Rabu, 09 April 2025
05:50 WITA
Nasional
1136 Pengunjung

Tarif Trump
Jakarta - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengajak masyarakat tetap tenang dalam menyikapi kebijakan tarif impor dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, serta pelemahan nilai tukar rupiah. Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki kekuatan untuk menghadapi tantangan ekonomi global.
Kebijakan Trump yang menaikkan tarif impor terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia, dinilai Prabowo sebagai langkah yang wajar dalam rangka melindungi kepentingan nasional masing-masing.
“Kalau memang permintaan mereka masuk akal dan punya dasar, ya kita hormati. Itu prinsip resiprokal,” ujar Prabowo.
Ia mengakui bahwa kenaikan tarif impor AS yang mencapai 32% memberi dampak berat, terutama bagi industri padat karya seperti tekstil, sepatu, garmen, dan furnitur. Namun, ia menekankan pentingnya mencari jalan keluar bersama, termasuk dengan membuka pasar-pasar baru.
“Kita akan cari jalan keluar, kita harus berani mencari pasar baru. Kita terlalu manja juga, kita tuh selama ini tertarik oleh ekonomi Amerika,” ujarnya.
Prabowo juga menyinggung pentingnya kematangan dalam melihat perubahan situasi global. “Sekarang kita harus bangun, harus dewasa… situasi berubah.”
Ia pun mengingatkan bahwa sejak lama dirinya telah mendorong kemandirian nasional.
“Itu yang sudah saya ingatkan bertahun-tahun… Indonesia harus berdiri di atas kaki kita sendiri… suatu saat nobody is going to help us.” Ungkap Kepala Negara.
Di sisi lain, Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial BI, Solikin M. Juhro, menegaskan bahwa situasi ekonomi saat ini sangat berbeda dibanding krisis 1998.
“Ekonomi kita sekarang lebih resisten terhadap guncangan global,” jelasnya.
Ia menjabarkan bahwa Indonesia kini memiliki cadangan devisa kuat senilai US$154,5 miliar per Februari 2025, pertumbuhan ekonomi stabil di angka 5,02%, dan koordinasi lintas sektor yang baik lewat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
“Pasar akan membaik. Yang terpenting adalah tetap menjaga kepercayaan dan stabilitas,” tegas Solikin.
Pemerintah pun terus mendorong hilirisasi, memperkuat sektor domestik, serta memperluas pasar ekspor untuk menjaga ketahanan ekonomi nasional.
*
Komentar