Hadiri Panen Raya, Presiden Prabowo Optimis Indonesia Menuju Swasembada Pangan
Rabu, 09 April 2025
04:03 WITA
Nasional
1109 Pengunjung

Swasembada Pangan
Oleh : Deka Prawira )*
Presiden RI ke-8, Prabowo Subianto memimpin langsung panen raya nasional di Desa Gandawesi, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka, Senin (7/4/2025). Di tengah hamparan padi yang menguning dan siap panen, Prabowo tidak hanya hadir sebagai simbol negara, tetapi juga menunjukkan keterlibatan aktif dengan mengoperasikan combine harvester. Aksi ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata kepedulian terhadap sektor pertanian yang selama ini menjadi penopang utama ketahanan pangan nasional.
Dalam agenda panen raya serentak yang berlangsung di 14 provinsi, Kepala Negara menunjukkan optimisme tinggi terhadap masa depan pangan Indonesia. Ia memandang bahwa bangsa ini memiliki semua prasyarat yang dibutuhkan untuk mewujudkan kemandirian pangan, mulai dari lahan yang luas, iklim yang mendukung, hingga semangat juang petani yang tidak pernah padam.
Optimisme tersebut berpijak pada keyakinan bahwa ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab petani, melainkan agenda strategis negara yang harus digerakkan secara menyeluruh dan sistematis.
Setelah turut memanen padi bersama petani, Prabowo meninjau langsung proses penimbangan gabah kering hasil panen. Ia mendengarkan aspirasi petani mengenai tantangan yang mereka hadapi di lapangan.
Beberapa aspirasi dari para petani yakni mulai dari kelangkaan pupuk subsidi, fluktuasi harga jual gabah, hingga akses terhadap pasar yang belum merata. Prabowo menegaskan bahwa suara petani akan menjadi pijakan penting dalam perumusan kebijakan pangan ke depan. Ia menginginkan agar negara hadir secara konkret, bukan sekadar memberikan janji, tetapi memastikan semua kebutuhan petani terpenuhi secara adil dan merata.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan bahwa panen raya tersebut merupakan indikator keberhasilan dari berbagai program pemerintah dalam menjaga stabilitas produksi beras nasional.
Zulhas melihat puncak panen seperti di Majalengka sebagai sinyal positif bahwa Indonesia tengah berada di jalur yang benar menuju swasembada. Menurutnya, keberhasilan panen bukan hanya milik sektor pertanian, melainkan juga buah dari sinergi antara berbagai kementerian, lembaga, dan pihak swasta yang terus didorong untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
Zulkifli menegaskan bahwa pencapaian swasembada pangan tidak cukup hanya mengandalkan hasil panen, tetapi juga memerlukan intervensi kebijakan yang berpihak kepada petani. Dukungan terhadap harga jual yang stabil, distribusi pupuk yang merata, dan ketersediaan alat mesin pertanian modern menjadi tiga elemen kunci dalam mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan. Ia meyakini bahwa melalui perbaikan sistem distribusi dan logistik pangan, Indonesia akan mampu berdiri di atas kaki sendiri tanpa harus bergantung pada impor dari negara lain.
Bupati Majalengka, Eman Suherman, menyampaikan bahwa kehadiran Presiden Prabowo di tengah para petani menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Majalengka. Menurutnya, kehadiran langsung Kepala Negara di tengah kegiatan panen raya menunjukkan perhatian nyata dari pemerintah pusat terhadap daerah-daerah lumbung pangan.
Ia menyebut bahwa Majalengka memiliki potensi besar untuk menjadi pusat produksi beras di Jawa Barat, dan kehadiran Prabowo dapat menjadi pemicu semangat baru bagi petani lokal untuk meningkatkan produktivitas mereka.
Eman juga menilai bahwa agenda panen raya nasional tidak hanya berdampak terhadap produksi pangan, tetapi juga menjadi momentum strategis untuk menata kembali ekosistem pertanian daerah.
Dia berharap agar kebijakan yang lahir dari pusat mampu menembus hingga ke akar rumput, memberikan akses teknologi, pembiayaan, serta jaminan pasar bagi petani. Dalam pandangannya, transformasi pertanian modern adalah kunci agar para petani tidak lagi tertinggal, dan sektor pertanian mampu memberikan kesejahteraan yang layak bagi pelakunya.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan penghormatan tinggi kepada para petani yang disebutnya sebagai garda terdepan penjaga eksistensi negara. Ia menyatakan bahwa ketahanan pangan adalah urat nadi kedaulatan bangsa.
Tanpa produksi pangan yang kuat dan berkelanjutan, Indonesia akan selalu rentan terhadap tekanan eksternal. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja keras seluruh pihak untuk menjamin ketersediaan pangan dan gizi masyarakat.
Kepala Negara juga menargetkan agar dalam waktu satu tahun ke depan, masyarakat bisa mengakses protein hewani dengan harga terjangkau sebagai bagian dari peningkatan kualitas hidup.
Presiden RI menyampaikan komitmennya untuk mempercepat transformasi pertanian Indonesia melalui teknologi modern, penggunaan alat mesin pertanian, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor ini.
Menurutnya, era pertanian tradisional harus bertransisi menuju pertanian cerdas yang efisien, produktif, dan berorientasi pasar. Ia meyakini bahwa melalui strategi tersebut, Indonesia akan mampu mencetak sejarah baru dalam ketahanan pangan dan keluar dari bayang-bayang ketergantungan impor.
Langkah Presiden Prabowo dalam memimpin panen raya nasional bukan hanya sebatas kegiatan seremonial, melainkan representasi dari visi besar membangun Indonesia yang berdaulat dalam urusan pangan.
Dari sawah di Majalengka hingga ladang-ladang di berbagai pelosok negeri, semangat swasembada terus digelorakan. Dengan kepemimpinan yang berani, kebijakan yang berpihak kepada petani, serta dukungan dari seluruh elemen bangsa, impian menuju Indonesia swasembada pangan bukan lagi sekadar harapan, tetapi cita-cita yang mulai nyata terbentang di depan mata. (*)
)* Penulis adalah Pengamat kebijakan publik
Komentar