Menolak Aksi Indonesia Gelap yang Mengancam Stabilitas Nasional
Minggu, 16 Maret 2025
14:45 WITA
Nasional
1088 Pengunjung

Indonesia Gelap
Oleh : Irvan Panggabean )*
Stabilitas nasional adalah faktor utama dalam menjaga keberlangsungan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menunjukkan komitmennya dalam menjaga keseimbangan antara kebebasan berpendapat dan ketertiban umum. Dalam negara demokratis, aspirasi masyarakat tentu dihormati, tetapi harus disampaikan melalui cara yang tidak mengganggu ketertiban. Aksi "Indonesia Gelap" telah mengganggu stabilitas nasional dengan cara yang tidak sejalan dengan semangat demokrasi yang sehat.
Aksi ini telah menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan dapat menghambat jalannya pemerintahan yang sedang fokus pada berbagai program pembangunan nasional. Sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, Indonesia memberikan ruang bagi kritik dan masukan, namun harus dilakukan secara konstruktif. Pemerintah telah memberikan berbagai platform untuk dialog yang lebih terbuka dan produktif, sehingga segala tuntutan dan aspirasi dapat dibahas tanpa mengorbankan stabilitas nasional.
Rektor IPB, Arif Satria, menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah merespons aksi ini dengan cukup terbuka dan mengajak masyarakat untuk tetap optimis terhadap masa depan bangsa. Presiden memahami bahwa setiap kelompok memiliki aspirasi yang ingin disampaikan, tetapi ia tetap menegaskan bahwa semua harus dilakukan dalam koridor yang demokratis dan menjaga harmoni nasional. Pemerintah saat ini membuka ruang bagi diskusi akademik dan kritik yang membangun demi mewujudkan pemerintahan yang inklusif.
Dalam konteks dunia akademik, Rektor IPB, Arif Satria menekankan bahwa pertemuan Presiden dengan para rektor bukanlah bentuk intervensi terhadap kebebasan akademik. Sebaliknya, dialog tersebut menjadi wadah yang sangat penting dalam membangun pemahaman bersama mengenai arah kebijakan pemerintah. Ini menunjukkan bahwa Presiden menghargai masukan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk akademisi, untuk terus memperbaiki tata kelola pemerintahan.
Dari sudut pandang legislatif, Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, menegaskan bahwa kritik terhadap pemerintah merupakan hal yang wajar dalam sistem demokrasi. Namun, kritik yang bersifat membangun lebih diutamakan daripada gerakan yang berpotensi merusak stabilitas negara. Pemerintahan Prabowo telah bekerja keras dalam merespons berbagai tuntutan masyarakat, sehingga perlu ada komunikasi yang baik antara pemerintah dan rakyat agar aspirasi dapat ditangani secara lebih efektif.
Selain itu, Wakil Ketua DPR, Cucun Ahmad Syamsurijal, juga menolak seruan pemakzulan Presiden yang muncul dalam aksi "Indonesia Gelap." Menurutnya, pemerintahan saat ini baru berjalan dan sedang dalam proses mewujudkan program-program prioritas nasional. Upaya pemakzulan yang tidak berdasar hanya akan memperkeruh suasana dan menghambat jalannya pemerintahan yang sah.
Pemerintah melalui Mensesneg, Prasetyo Hadi, menegaskan bahwa tuntutan massa aksi "Indonesia Gelap" telah didengar dan akan dipelajari dengan cermat. Sebagai bukti keterbukaan terhadap aspirasi masyarakat, ia menawarkan perwakilan mahasiswa untuk berdialog langsung dengan pihak Istana secara konstruktif. Ini menunjukkan bahwa pemerintahan saat ini tidak menutup diri, melainkan justru membuka ruang komunikasi yang lebih efektif dan bermartabat.
Mensesneg, Prasetyo Hadi, juga menegaskan bahwa hak untuk menyampaikan pendapat di muka umum dijamin oleh undang-undang. Namun, kebebasan tersebut harus dibarengi dengan tanggung jawab untuk menjaga ketertiban. Ia meminta aparat kepolisian untuk mengedepankan pendekatan persuasif terhadap para demonstran, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Dengan cara ini, aspirasi dapat tersampaikan tanpa harus mengorbankan stabilitas dan keamanan nasional.
Aksi "Indonesia Gelap" telah mengganggu stabilitas nasional dengan memunculkan ketegangan di masyarakat. Isu-isu yang diangkat dalam aksi tersebut seharusnya bisa didiskusikan melalui jalur yang lebih konstruktif, sehingga tidak menimbulkan kekhawatiran dan ketidakpastian di tengah masyarakat. Bangsa ini telah melalui berbagai tantangan besar, dan setiap perbedaan pendapat seharusnya diselesaikan dengan cara yang lebih bijak dan berlandaskan nilai-nilai demokrasi yang sehat.
Sebagai negara demokrasi, Indonesia selalu memberikan ruang bagi perbedaan pendapat. Namun, ada tanggung jawab bersama untuk menjaga harmoni dan stabilitas. Pemerintahan Prabowo, sebagaimana ditegaskan oleh berbagai pihak, menunjukkan keterbukaan terhadap kritik dan siap menampung aspirasi masyarakat. Oleh karena itu, solusi berbasis dialog lebih diutamakan daripada aksi-aksi yang berpotensi menimbulkan ketidakpastian dan mengganggu stabilitas negara.
Dalam pembangunan bangsa, kritik harus selalu menjadi bagian dari mekanisme kontrol sosial. Namun, perlu diingat bahwa membangun negara tidak hanya dengan kritik, tetapi juga dengan gagasan, kolaborasi, dan tindakan nyata. Pemerintah, akademisi, dan legislatif telah menunjukkan komitmen untuk mendengar dan berdialog, sehingga masyarakat pun diharapkan dapat menyampaikan aspirasinya dengan cara yang lebih konstruktif dan produktif.
Menolak aksi yang telah mengganggu stabilitas nasional bukan berarti menolak demokrasi, melainkan justru melindungi demokrasi itu sendiri. Jika demokrasi dipahami sebagai sistem yang berlandaskan kebebasan dan keterbukaan, maka setiap elemen bangsa harus turut menjaga agar kebebasan itu tidak disalahgunakan. Indonesia membutuhkan energi positif untuk terus maju, bukan ketidakpastian yang justru menghambat langkah ke depan.
Sebagai bangsa yang besar, Indonesia selalu menghadapi tantangan dalam perjalanannya. Namun, satu hal yang harus dijaga adalah semangat untuk tetap bersatu dalam keberagaman. Dengan menjaga stabilitas nasional, memastikan dialog yang terbuka, dan mengedepankan sikap konstruktif, maka demokrasi yang sehat dapat terus berkembang tanpa harus mengorbankan ketertiban dan keamanan publik.
)* Penulis merupakan pengamat kebijakan publik
Komentar