Program Cetak Sawah Percepat Program Swasembada Pangan Nasional
Jumat, 24 Januari 2025
17:15 WITA
Nasional
1077 Pengunjung
Oleh : Rivka Mayangsari*)
Dalam rangka mewujudkan cita-cita swasembada pangan nasional, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) terus menggenjot program cetak sawah sebagai langkah strategis untuk memperkuat sektor pertanian. Langkah ini dinilai sangat penting guna meningkatkan produktivitas lahan dan menjawab tantangan kebutuhan pangan yang terus meningkat. Dengan mengoptimalkan potensi lahan, program ini diharapkan menjadi motor penggerak swasembada pangan di Indonesia.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa Kementan telah menyiapkan berbagai langkah strategis untuk mempercepat pencapaian swasembada pangan. Ia menjelaskan bahwa pada tahun 2025, Kementan akan terus memperkuat program cetak sawah, oplah, hingga dukungan sarana-prasarana produksi untuk meningkatkan produksi padi nasional. Menteri juga menegaskan bahwa pihaknya mendorong seluruh jajaran Kementan untuk bekerja secara optimal guna menyukseskan program tersebut.
Lebih lanjut, Menteri Amran menguraikan bahwa salah satu strategi kunci dalam program cetak sawah adalah konsep oplah, yakni upaya peningkatan produktivitas pertanian, khususnya pada lahan yang sebelumnya belum dimanfaatkan secara optimal, seperti lahan rawa. Program ini bertujuan tidak hanya memperluas areal tanam, tetapi juga mengoptimalkan lahan yang sudah ada agar dapat menghasilkan lebih banyak dengan cara yang efisien dan berkelanjutan.
Indonesia memiliki potensi lahan rawa yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Dengan pendekatan teknologi dan inovasi, lahan rawa yang sebelumnya dianggap kurang produktif kini dapat diubah menjadi lahan pertanian yang subur. Melalui program cetak sawah, Kementan memanfaatkan lahan rawa tersebut untuk mendukung peningkatan produksi padi nasional.
Menurut Menteri Amran, keberhasilan program ini bergantung pada sinergi antara pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. Ia menekankan bahwa optimalisasi lahan rawa dan penguatan kolaborasi dengan berbagai pihak terus dilakukan. Selain itu, dukungan berupa bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan), benih unggul, dan pupuk juga telah disiapkan agar program ini dapat berjalan lancar.
Selain fokus pada optimalisasi lahan, Kementan juga memberikan perhatian besar pada peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) di sektor pertanian. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti, menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen mendukung percepatan swasembada pangan dengan inovasi berkelanjutan.
Ia menuturkan bahwa dengan dukungan yang berkesinambungan, diharapkan produk pertanian, termasuk jenis hortikultura, dapat meningkat dan mendukung program swasembada pangan. Idha Widi Arsanti juga menyebutkan bahwa peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan, pendampingan, dan pengenalan teknologi modern menjadi prioritas utama Kementan.
Peningkatan kapasitas ini diyakini akan mendorong petani untuk lebih adaptif terhadap perubahan teknologi dan metode pertanian modern. Dengan begitu, hasil produksi pertanian diharapkan semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Program cetak sawah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga memerlukan dukungan penuh dari masyarakat. Kepala Dinas inas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) Kalteng, Sunarti, mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam mendukung program ini. Ia mengungkapkan bahwa program cetak sawah yang digagas oleh Presiden RI sangat bermanfaat bagi sektor pertanian dan berharap masyarakat dapat melihat program ini sebagai alternatif yang lebih berkelanjutan dibandingkan hanya bergantung pada perkebunan sawit.
Muhammad Yusuf juga menyoroti pentingnya keterlibatan masyarakat secara langsung dalam pelaksanaan program ini. Menurutnya, keberhasilan program cetak sawah tidak hanya akan berdampak pada ketahanan pangan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat lokal. Ia menambahkan bahwa program ini lebih dari sekadar food estate, karena telah berkembang menjadi konsep food estate modern yang terintegrasi dan berkelanjutan.
Program cetak sawah kini tidak hanya sekadar upaya memperluas lahan pertanian, tetapi telah berkembang menjadi inisiatif strategis untuk mewujudkan food estate modern. Food estate modern merupakan konsep yang mengintegrasikan berbagai aspek pertanian, seperti pengelolaan lahan, teknologi, dan pasar, untuk menciptakan sistem pertanian yang efisien dan berkelanjutan.
Dalam konsep ini, program cetak sawah dilengkapi dengan dukungan infrastruktur yang memadai, seperti irigasi modern, akses jalan, dan fasilitas pascapanen. Hal ini bertujuan untuk memastikan hasil produksi dapat dikelola dengan baik dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi.
Melalui program cetak sawah, pemerintah berharap Indonesia dapat mencapai kemandirian pangan secara berkelanjutan. Dengan mengoptimalkan potensi lahan dan meningkatkan produktivitas petani, swasembada pangan bukan lagi sekadar mimpi, melainkan sebuah target yang nyata.
Dukungan penuh dari semua pihak, mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga pelaku usaha, sangat dibutuhkan untuk menyukseskan program ini. Program cetak sawah adalah bukti nyata komitmen pemerintah dalam membangun ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi dan inovasi, cita-cita swasembada pangan nasional diharapkan dapat segera terwujud, menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangannya dan mampu bersaing di pasar global.
Selain itu, implementasi program ini di berbagai daerah juga diharapkan dapat memacu pembangunan pedesaan. Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di sektor pertanian, masyarakat pedesaan diharapkan lebih sejahtera. Program ini juga menciptakan lapangan pekerjaan baru, mulai dari pengolahan lahan hingga distribusi hasil panen, yang memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal.
*) Pemerhati Ekonomi
Komentar