Jembatan Kembar Desa Bona Tebar Bau Busuk
Kamis, 08 Agustus 2024
14:02 WITA
Gianyar
1594 Pengunjung
Sampah yang belum terangkut di Alun-Alun Gianyar. sumber foto : gus/SD
Gianyar, suaradewata.com - Jembatan penghubung antara kecamatan Gianyar dan Kecamatan Blahbatuh tepatnya di sebelah barat Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kabupaten Gianyar, menebarkan bau busuk sejak 1 bulan terakhir. Bahkan pengendara sepeda motor yang melintasi jembatan tersebut harus menutup hidung akibat bau busuk yang menyengat.
Dari pantauan di jembatan yang berada diatas Tukad Pakerisan itu, bau busuk yang tercium saat melintasi jembatan, berasal dari sampah yang dibuang begitu saja oleh warga. Saking banyaknya sampah yang dibuang, tampak seperti TPS. Sampah yang tidak terpilah berserakan di bawah jembatan dan di bagian timur jembatan. Bahkan, beberapa sampah tersangkut di kabel-kabel yang berada di sisi utara jembatan. Juga beberapa sampah tampak berserakan di jembatan dan terlindas kendaraan yang melintas.
Menurut salah seorang warga yang tinggal tidak jauh dari jembatan itu mengatakan, sampah-sampah itu mulai dibuang oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab saat dimulainya kebijakan tentang pemilahan sampah oleh Pemerintah Kabupaten Gianyar. Padahal dilokasi sudah dipasang spanduk tanda larangan untuk membuang sampah di area jembatan. "Kalau dibiarkan seperti ini akan mengganggu kesehatan warga sekitar, sungai juga akan tercemar. Mohon solusi dan penyelesaiannya dari instansi terkait," ujarnya.
Sementara itu, tumpukan sampah juga terjadi di sisi barat Alun-Alun Gianyar di sebelah toilet. Selain itu, tumpukan sampah juga berada di selatan Balai Budaya Gianyar, padahal ditrmpat tersebut sudah terpasang spanduk larangan membuang sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Ni Made Mirnawati saat dikonfirmasi Kamis (8/8) menjelaskan, permasalahan sampah tidak hanya menjadi tugas DLH tetapi seluruh komponen masyarakat. Sampah tidak akan selesai jika hanya angkut dan buang ke TPA. DLH sudah sering sampai saat ini melakukan sosialisasi door to door untuk memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya memilah sampah sesuai dengan aturan. "Seperti yang kita ketahui untuk memperluas TPA sudah tidak memungkinkan, sedangkan membuat TPA baru juga tidak bisa. Karena akan menyangkut lingkungan," jelasnya.
Dilanjutkannya, untuk menyelesaikan tumpukan sampah di beberapa tempat adalah holistik, tidak bisa diselesaikan sendiri (DLH, red). Kalau di sekolah jadi tanggungjawab pihak sekolah, mulai dari penyediaan tempat sampah sesuai dengan jenisnya, pemilahan, hingga mengeluarkan sampah tepat waktu sebelum pengangkutan. "Kalau di balai budaya dan Alun-Alun Gianyar sudah ada pengelola yang bertanggungjawab. Contohnya pasar senggol yang sudah kita edukasi, tidak ada sampah yang menumpuk ataupun tidak terpilah," katanya. gus/adn
Komentar