PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Tokoh Masyarakat Papua Tolak HUT OPM 1 Juli, Papua Sudah Merdeka Bersama Indonesia

Sabtu, 29 Juni 2024

22:02 WITA

Nasional

1321 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

OPM

Oleh : Ensy Fonataba )*

 

Para tokoh masyarakat Papua menyerukan agar Organisasi Papua Merdeka (OPM) menghentikan seluruh kekacauan yang selama ini mereka perbuat dan juga tidak lagi melakukan klaim sepihak soal tanggal 1 Juli yang seolah-olah mereka akui sebagai hari Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) mereka. Faktanya, Papua sudah lama merdeka bersama Indonesia.

Selama ini, memang gerombolan separatis musuh negara yang berasal dari wilayah berjuluk Bumi Cenderawasih tersebut terus saja berbuat tindak keji dan biadab. Terlebih bahkan mereka mengklaim bahwa pada tanggal 1 Juli adalah sebagai Perayaan HUT mereka.

Oleh karena itu, kemudian para tokoh masyarakat orang asli Papua (OAP) langsung dengan sangat tegas membalik pernyataan serta klaim sepihak tersebut dengan menyerukan agar OPM menghentikan seluruh ungkapan mereka mengenai tanggal 1 Juli.

Kepala Suku Kampung Putali, Nulce Monim menyerukan kepada semua pihak kelompok separatis musuh negara dari golongan pimpinan siapapun untuk mampu menghentikan semua aksi mereka dengan terus mengklaim tanggal 1 Juli seolah-olah sebagai HUT mereka.

Bukan tanpa alasan, pasalnya, apabila eksistensi dari OPM terus berlangsung di Indonesia, tentunya hal tersebut tidak lain hanyalah sebuah tindakan makar melawan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) belaka dan sejatinya sama sekali tidak dapat menyejahterakan masyarakat orang asli Papua (OAP).

Alih-alih menyejahterakan sebagaimana ungkapan OPM, namun justru dengan adanya gerombolan teroris tersebut, hanya akan menimbulkan banyak perpecahan bagi Bangsa Indonesia sekaligus semua rakyat di Papua yang sejatinya mereka sudah hidup nyaman, aman, damai dan tenteram di pangkuan Bumi Pertiwi.

Untuk itu, kini memang sudah bukan saatnya lagi untuk berbicara mengenai Papua merdeka. Terlebih, selama ini Organisasi Papua Merdeka terus melakukan kebohongan dan juga provokasi terhadap semua masyarakat di wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi itu agar mereka menjadi simpatisan dan mendukung gerakan untuk memisahkan diri dari Indonesia.

OPM terus berupaya untuk meracuni pikiran dan alam bawah sadar seluruh masyarakat di Papua hanya demi mencari simpatisan pendukung. Hal tersebut sebenarnya juga menandakan bahwa sejatinya mereka sama sekali tidak memiliki kekuatan apapun.

Hal-hal yang kerap kali Organisasi Papua Merdeka itu lakukan untuk meracuni pikiran masyarakat Bumi Cenderawasih adalah seolah-olah mereka mengiming-imingi kehidupan yang lebih maju dan sejahtera jika mampu mendirikan negara sendiri.

Padahal, nyatanya justru itu semua tidak lain dan tidak bukan hanya menjadi tipu daya mereka semata demi menguasai Tanah Papua. Terlihat pula dengan sangat jelas bagaimana kebiadaban dan kekejian yang OPM lakukan selama ini, mereka terus melakukan berbagai macam tindak kekerasan dan berusaha menjadikan wilayah tidak kondusif.

Gerombolan teroris itu selalu menebarkan isu-isu dan berita bohong atau hoaks yang sangat memprovokasi dan terus menggulirkan mengenai isu pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) kepada aparat keamanan.

Justru sebaliknya, aparat keamanan Republik Indonesia (RI) adalah pihak yang menjadi korban bersama dengan masyarakat sipil yang tidak berdosa selama ini. Para aparat kerap kali mendapatkan perlakuan sangat biadab seperti pembunuhan atau penembakan dari OPM.

Sementara itu, Kepala Suku Besar Doreri Gaad Rumfabe mengimbau kepada seluruh masyarakat Bumi Cenderawasih untuk tetap mampu menjaga secara bersama-sama adanya keamanan dan ketertiban di lingkungan mereka (kamtibmas) agar Tanah Papua tetap aman dan damai.

Penjagaan kondusivitas dan kamtibmas tentu merupakan hal yang sangat penting, utamanya menjelang tanggal 1 Juli yang biasanya menjadi klaim sepihak bahwa seolah-olah hari tersebut adalah peringatan HUT OPM.

Senada, Kepala Suku Besar Maybrat Soleman Sirikit kemudian mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dan termakan, apalagi terbujuk rayu oleh adanya beragam isu yang justru semakin menimbulkan kegaduhan dan gangguan keamanan.

Menjelang tanggal 1 Juli, hendaknya seluruh masyarakat di Papua, utamanya para pemuda tidak mudah terpancing emosinya dan tidak terprovokasi oleh narasi hoaks yang OPM lakukan karena hal tersebut juga mampu mengganggu keamanan pada persiapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak November 2024.

Bagaimana penciptaan akan lingkungan yang kondusif serta keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) memang menjadi hal yang tidak lepas dari seperti apa peranan atau keikutsertaan aktif semua elemen masyarakat dalam rangka untuk turut menjaga keamanan di wilayah mereka masing-masing.

Jangan sampai upaya dari kelompok makar yang hanya ingin memisahkan diri dengan NKRI justru mampu meracuni pikiran masyarakat Papua pada umumnya karena jika hal tersebut terjadi, maka akan justru menimbulkan berbagai hal yang dapat merugikan Bumi Cenderawasih sendiri.

Karena sangat merugikan, maka menjadi tidak heran mengapa para tokoh masyarakat Papua menyerukan kepada OPM untuk menghentikan adanya klaim sepihak mereka pada tanggal 1 Juli yang seolah-olah sebagai perayaan HUT gerombolan separatis itu.

 

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Jakarta


Komentar

Berita Terbaru

\