PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Komisi IV DPRD Kabupaten Tabanan Desak Pemda Serius Tangani Lonjakan Kasus DBD

Rabu, 12 Juni 2024

20:14 WITA

Tabanan

1419 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Rapat kerja dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Tabanan, Rabu (12/6/2024).

Tabanan, suaradewata.com – Komisi IV DPRD Kabupaten Tabanan meminta Pemerintah Daerah Tabanan, khususnya Dinas Kesehatan, untuk serius menangani kasus demam berdarah dengue (DBD) yang mengalami lonjakan signifikan. Sejak Januari hingga Mei 2024, tercatat 1.027 kasus DBD di Tabanan, dengan korban meninggal mencapai tiga orang.

Ketua Komisi IV DPRD Tabanan, I Nyoman Wastana, menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya kasus DBD di wilayah Kabupaten Tabanan. "Hampir setiap saya berkunjung ke rumah sakit, pasti ada pasien DBD. Oleh karena itu, kami di Komisi IV meminta dinas terkait untuk bekerja dan bertanggung jawab menekan kasus ini sedini mungkin," ujar Wastana dalam rapat kerja dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Tabanan, Rabu (12/6/2024).

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tabanan, dr. Ida Bagus Surya Wira Andi, mengungkapkan bahwa pada tahun 2023 terdapat total 644 kasus DBD, dengan 358 kasus terjadi dari Januari hingga Mei. Namun, pada periode yang sama di tahun 2024, jumlah kasus melonjak drastis menjadi 1.027 kasus, meningkat sebesar 609 kasus. Kecamatan Tabanan dan Kediri mencatat peningkatan paling signifikan.

"Angka kematian juga mengkhawatirkan, dengan 4 kematian pada tahun 2023 sedangkan di awal tahun 2024 sudah ada 3 kasus kematian," jelas dr. Wira Andi. Ia menambahkan bahwa peningkatan kasus DBD di Tabanan sejalan dengan tren di seluruh Bali, di mana Kabupaten Gianyar mencatat 2.004 kasus dan Denpasar menjadi wilayah tertinggi dengan 5 kematian. Tabanan sendiri berada di peringkat kelima dalam jumlah kasus DBD di Bali.

Menurut Wira Andi, faktor utama peningkatan kasus DBD ini adalah perubahan cuaca ekstrem, menurunnya kesadaran masyarakat dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), tingkat pemantauan jentik yang kurang optimal, dan pertumbuhan populasi di daerah perumahan. "Pemeliharaan lingkungan yang buruk, terutama dalam pengelolaan sampah plastik yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti, juga berkontribusi," tambahnya.

Meskipun masyarakat sering meminta fogging, metode ini hanya efektif membunuh nyamuk dewasa. "Yang lebih baik adalah melakukan PSN," jelas Kepala Dinas Kesehatan. Ditambahkannya, pada tahun 2023, Tabanan melakukan fogging di 45 lokus, sedangkan pada tahun 2024, meskipun telah mengusulkan 60 lokus, hanya mendapat alokasi untuk 38 lokus. Anggaran fogging juga berkurang dari Rp 343 juta pada 2023 menjadi Rp 241 juta pada 2024. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan telah berkoordinasi dan mengajukan surat untuk penambahan anggaran dari APBD.

Strategi pencegahan yang disarankan Dinas Kesehatan meliputi pelaksanaan PSN secara intensif, penyediaan fasilitas pengecekan DBD di Puskesmas, dan kampanye kesehatan di Dusun, Banjar, dan Desa. Selain itu, koordinasi dengan rumah sakit pemerintah dan swasta terus dilakukan untuk menangani kasus DBD. "Kami juga berharap adanya bantuan pendanaan untuk program Jumantik Desa guna menekan kasus DBD yang terus meningkat," tambah dr. Wira Andi. ayu/adn


Komentar

Berita Terbaru

\