PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Pembatasan Plastik di Bali Makin Kendor, Kritik Datang Dari HMI dan KMHDI Buleleng

Sabtu, 27 April 2024

12:50 WITA

Buleleng

1488 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Ketum HMI Singaraja (kiri) dan Ketua PC KMHDI Buleleng (kanan)

Buleleng, suaradewata.com - Masalah sampah di Buleleng, Bali, kian memprihatinkan. Meningkatnya volume sampah, terutama plastik, mencemari lingkungan dan membahayakan ekosistem. Permasalahan sampah mengakibatkan pencemaran lingkungan, masalah kesehatan, dan mengganggu estetika. Hal itu diungkapkan oleh Wahyu Candra Kurniawan selaku Ketum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Singaraja pada Jumat (26/4/24).

Candra menyebut sampah plastik yang menumpuk mencemari tanah, air, dan laut. Hal ini berakibat pada matinya biota laut, rusaknya terumbu karang, dan pencemaran air tanah. Selain mencemari secara kesehatan, tumpukan sampah juga merusak keindahan alam dan pantai Buleleng yang merupakan daya tarik pariwisata.

Ia mengingatkan agar masyarakat kembali didorong untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, membawa tas belanja sendiri, dan memilih produk ramah lingkungan.

“Perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan bahaya sampah plastik, “ tandasnya.

Opini senada juga disampaikan oleh Tri Budi Santoso selaku Ketua PC KMHDI Buleleng. Ia menyampaikan permasalahan penumpukan sampah ini mengakibatkan banjir di beberapa titik di Buleleng. Air yang seharusnya jadi sumber kehidupan, oleh karena ada sampah berubah jadi sumber penyakit.

Budi Santoso juga menyinggung soal penumpukan sampah di TPA akan terus semakin menggunung karena tidak disediakan mesin insinerator sebagai satu-satunya solusi sampah residu.

Lebih lanjut Ketua Mahasiswa Hindu Buleleng itu berharap agar mahasiswa dan pemuda dapat berkolaborasi bersama masyarakat untuk mengatasi masalah sampah. Sehingga, upaya menangani sampah di masa depan bukan lagi hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama.

“perlu adanya ruang kepada masyarakat agar belajar bagaimana mulai mengelola sampahnya secara mandiri, ini akan mempermudah proses daur ulang sampah” tutupnya.ran/adn


Komentar

Berita Terbaru

\