PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Ketua Organisasi Pemuda Sebut Hulu Sampah di Bali Bisa Selesai dengan Awig-Awig dan Perarem

Jumat, 26 April 2024

12:30 WITA

Denpasar

1495 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Ketua DPK Peradah Tabanan, I Gede Made Bayu Mertha Putra (kiri), Ketua organisasi GADA Bali, I Gusti Putu Putra Mahardika

Denpasar, suaradewata.com - Permasalahan sampah di Pulau Bali mendapat respon dari Ketua organisasi Gagasan dan Pemuda (GADA) Bali I Putu Putra Mahardika. Ia menyebut hulu dari permasalahan sampah dapat diselesaikan dengan awig-awig. Hal itu diungkapnya dalam rilis pers, Jumat (26/4/24).

Pemuda asal Desa Mambal yang kerap disapa Guswah itu menyampaikan bahwa proses penanganan sampah di hulu harus didukung oleh regulasi berbasis kebijakan publik seperti Perda maupun berbasis awig-awig desa adat.

Hal senada disampaikan oleh Ketua DPK Peradah Tabanan, I Gede Made Bayu Mertha Putra yang menyebut bahwa setiap desa adat harus membuat perarem tentang sampah. Ini berkaitan dengan budaya masyarakat desa adat di Bali dimana setiap upacara adat akan menghasilkan sampah, sehingga seharusnya perarem bisa mengatur tentang sampah.

“Apalagi kalau kita di Bali masih kental sistem adat, bisa ada instruksi dari Majelis Desa Adat, “ sebut Bayu dalam rilisnya.

Lebih panjang Guswah menuturkan bahwa persoalan sampah di Bali secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu sampah yang sudah terlanjur menumpuk di TPST maupun TPA, dan pola penanganan sampah dari hulu.

Guswah merasa bahwa pemerintah agaknya salah menerapkan pola pengolahan sampah sehingga tidak sedikit ada Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST)3R yang mangkrak dan terjadi penumpukan sampah.

“Jika bicara soal sampah yang sudah terlanjur menumpuk dengan perkembangan teknologi hari ini harusnya bisa di eksekusi dislesaikan secara bertahap contoh saja dengan pola incinerator, “ tanggapnya.

Optimalnya penanganan sampah yang menumpuk akan selaras dengan kepercayaan masyarakat terhadap penanganan sampah di Bali, sehingga itu akan mempermudah proses edukasi di hulu. Terakhir ia menegaskan bahwa permasalahan sampah di Bali adalah darurat.

Guswah dan Bayu merupakan bagian dari Aliansi Pemuda dan Mahasiswa Bali Darurat Sampah.

“Hari ini Bali bisa kita katakan darurat sampah. Pasalnya persoalannya bukan saja di tingkatan provinsi tapi sudah ke tingkatan desa adat, “ tegas Guswah.ran/adn


Komentar

Berita Terbaru

\