PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Salak Madu Tabanan Siap Diekspor ke Vietnam, Tapi Ada Syaratnya

Sabtu, 17 Februari 2024

12:20 WITA

Tabanan

1939 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan, I Made Subagia. SD/doc/ayu

Tabanan, suaradewata.com - Salak madu dari Tabanan memiliki potensi untuk diekspor ke beberapa negara di Asia, termasuk Vietnam. Hal itu disampaikan oleh Made Subagia selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Tabanan. 

"Namun, untuk dapat diekspor, beberapa persyaratan harus dipenuhi, termasuk memiliki registrasi kebun. Salah satu syarat utama adalah petani harus memiliki pemahaman yang baik tentang budidaya tanaman salak, mulai dari pemeliharaan hingga pasca panen," jelasnya. 

Saat ini, lanjut Subagia, perkebunan salak madu di Tabanan telah menerapkan sistem budidaya ramah lingkungan dan menggunakan pupuk organik. Selain itu, edukasi tentang sistem pengendalian hama terpadu juga telah diberikan kepada petani.

Dinas Pertanian Tabanan saat ini sedang memproses pendaftaran registrasi kebun salak madu seluas 14,5 hektare di Banjar Dinas Anggasari Kaja, Desa Munduk Temu, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Raja Buah Bali, I Kadek Ogi Darmawan, menyatakan bahwa kelompoknya telah menerapkan sistem budidaya sesuai dengan standar operasional (SOP) untuk mendapatkan registrasi kebun.

Menurutnya, penggunaan pupuk organik adalah hal yang paling penting dalam budidaya tanaman salak yang benar dan efektif. Penggunaan pupuk organik menghasilkan buah yang lebih manis dibandingkan dengan pupuk kimia.

"Rasanya berbeda. Buah yang ditanam dengan pupuk organik lebih manis. Kami telah menggunakan pupuk organik buatan sendiri sejak tahun 2017," jelasnya.

Ogi menjelaskan bahwa pupuk organik tersebut dibuat dengan mencampur ampas kopi dengan kotoran kambing dan sapi, lalu difermentasi dengan enzim selama 30 hari.

"Kebun salak kelompok kami seluas 14,5 hektare dengan 34.920 pohon salak yang dapat menghasilkan sebanyak 20,9 ton selama musim panen. Ini memiliki potensi besar untuk diekspor," tandasnya. Ayu/red


Komentar

Berita Terbaru

\