Harga Kopi Melambung, Produksi Justru Anjlok
Kamis, 27 April 2023
21:25 WITA
Bangli
1925 Pengunjung
Salah satu kebun kopi di Kintamani.
Bangli, suaradewata.com - Belakangan ini, para petani kopi di Kabupaten Bangli khususnya di Kecamatan Kintamani bisa sedikit tersenyum. Pasalnya, harga kopi diawal masa panen saat ini tergolong sangat tinggi, menembus Rp 15 ribu per kilo untuk kopi gelondongan. Hanya saja, dampak cuaca buruk menyebabkan produksinya justru cenderung anjlok.
Salah seorang petani kopi I Made Sujana asal Desa Maniliyu, Kintamaini, Kamis (27/4) menuturkan saat ini harga kopi lumayan bagus. Bila dibandingkan panen tahun lalu harga kopi naik tiga kali lipat. Yang mana, panen tahun lalu harga kopi hanya berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 7.000 per kilonya. Namun sekarang, harganya menembus Rp 15 ribu. “Masih ada kemungkinan harga akan kembali naik,”bebernya.
Hanya saja, disampaikan, penyebab melambungnya harga kopi, akibat cuaca buruk selama ini. Yang mana produksi kopi mengalami penurunan hingga 60 persen. “Curah hujan tinggi yang terjadi sekitar bulan Oktober sampai dengan Desember menyebabkan pertumbuhan bunga pada tanaman kopi menjadi tidak maksimal. “Buah kopi saat ini tidak maksimal, lantaran terdampak cuaca buruk,”ucapnya.
Hal yang sama juga disampaikan petani lainnya I Nengah Sugiman. Kata dia, harga kopi belakangan ini memang cukup melambung di pasaran. Menurut dia, naiknya harga kopi selain lantaran produksi alami penurunan. Juga disebakan dengan makin diminatinya kopi asal Kintamani. “Kebutuhan pasar akan kopi petani di Kintamani memang cenderung meningkat,”akunya.
Disinggung animo petani untuk kembali menanam kopi, kata dia, belakangan menunjukan trend meningkat. "Kalau sebelumnya petani berlomba-lomba menanam jeruk, kini malah telah kembali menanam kopi. Mereka banyak mengembangkan kopi dengan sitem tumpang sari dengan jeruk sehingga menghasilkan kopi yang khas," tegasnya. ard/adn
Komentar