Koppas Srinadi Semakin Berkembang Pasca Pandemi
Senin, 30 Januari 2023
21:05 WITA
Klungkung
2184 Pengunjung
Rapat Tahunan Koppas Srinadi Klungkung yang digelar di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Senin (29/012023). sd/ars
Klungkung, suaradewata.com - Usia 37 tahun menjadikan Koppas Srinadi semakin matang dalam mengatur ritme keuangan. Terbukti ditengah kondisi pandemi yang melanda keuangan hampir pada semua sektor, namun koperasi yang berkantor di areal Pasar Galiran Klungkung ini mampu bertahan bahkan mampu menorehkan peningkatan aset.
Hal ini dijelaskan Ketua Koppas Srinadi, Ngakan Made Natha, saat rapat Tahunan Koppas Srinadi Klungkung yang digelar di Balai Budaya Ida Dewa Agung Istri Kanya, Senin (29/012023). Sampai saat ini, Koppas Srinadi menjalankan 9 bidang unit usaha dan memiliki aset mencapai Rp 262 miliar. Nilai tersebut naik Rp 14 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan anggota Koperasi Pasar Srinadi lebih dari 12.000 orang menjadikan koperasi yang sebelumnya dimanajeri oleh Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta, berkembang menjadi salah satu Koperasi terbesar di Bali. "Pandemi Covid-19 lalu, menjadi tantangan bagi semua koperasi. Astungkara kita bisa melalui dangan baik," ujar Ketua Pengurus Koppas Srinadi Klungkung, Ngakan Made Nata.
Lanjutnya masa sulit pandemi sudah terlewati sehingga kedepan Koppas akan terus berkembang tentunya dnegan dukungan dari seluruh anggotanya.
Sementara Bupati Klungkung, I Nyoman Suwirta mengatakan, tantangan koperasi kedepannya akan semakin berat. Koperasi harus bertahan dengan memanfaatkan setiap peluang yang ada di Kabupaten Klungkung dan berpihak kepada ekonomi kerakyatan.
"Koperasi juga sudah jadi pengusaha kena pajak, dampaknya ke persaingan lebih ketat. Koperasi simpan pinjam akan bersaing dengan lembaga keungan sepeti bank, yang berinovasi sampai angkar rumput," jelas Suwirta.
Meskipun persaingan menjadi tantangan kedepan, setiap Koperasi pun diminta menumbukan fanatisme anggotanya. Sehingga tumbuh rasa memiliki dan koperasi bisa tetap eksis untuk bersaing dengan lembaga ekonomi lainnya.
"Bukan semata SHU, tapi bagaimana koperasi bisa memnerikan bunga kredit lebih rendah, menjual barang lebih murah, sepanjang bisa menutupi biaya operasional," jelasnya. ars/ari
Komentar