PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Tertutup Plat Beton, Subak Suwat dan Siangan Kekurangan Air

Kamis, 13 Oktober 2022

22:00 WITA

Gianyar

1758 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Luapan air yang terjadi di persimpangan pembagian air antara Subak Suwat dengan Subak Siangan. Foto: gus

Gianyar, suaradewata.com - Pusat pembagian air antara Subak Suwat dan Subak Siangan di Pelinggih Kaja Kauh, Desa Suwat, Gianyar, telah lama tertutup plat beton yang bertujuan untuk meratakan pembagian air kedua subak tersebut. Namun setelah sekian lama, muncul permasalahan baru yakni, susahnya pengontrolan kelancaran air jika tersumbat oleh sampah maupun material lainnya terutama di saat musim hujan. Akibatnya air irigasi ke arah dua subak tersebut malah membanjiri lahan warga yang berada di tepian persimpangan air (tembuku) tersebut. Pelinggih yang berada di atas plat beton juga terancam roboh akibat pengikisan yang terjadi. 

Dari keterangan salah seorang warga pemilik lahan di lokasi tersebut, I Nyoman Astana mengungkapkan,  luapan air irigasi di tembuku setempat hampir terjadi setiap hari. Sekalipun tidak hujan, dahan atau ranting kayu yang hanyut  pasti nyangkut di jeruji besi bawah plat beton sehingga air meluap. Kondisi terparahnya di saat musim hujan, luapan air sangat tinggi sehingga merusak lahan di sekitarnya. Bahkan jalan subak pun ikut terkeruk. "Saya terpaksa membuat dinding penahan sementara untuk menahan luapan air dengan tumpukan karung tanah," ungkapnya. 

Keluhan yang sama juga disampaikan Pande Wijaya dan Jero Mangku Pura Salahin  yang memiliki lahan di areal itu. Warga ini mengaku sudah lama mengeluhkan luapan air yang merusak lahannya. Mereka pun mengerti dengan maksud penutupan  tembuku dengan dak beton itu. Diduga dulunya plat itu dibangun dengan tujuan agar petani tidak rebutan air. Namun justru kini menjadi penghambat aliran air.  " Plat beton ini malah sudah dilubangi para petani. Karena kerap ada sumbatan di bawah plat yang tidak bisa bersihkan.  Karena plat beton ini dibangun oleh pemerintah tidak ada yang berani membongkarnya. Terlebih juga, betonnya sangat tebal," terangnya. 

Ironisnya, disaat air sering meluber, aliran air yang mengarah subak Suwat dan Subak Siangan justru tersendat. Di musim bajak dan tanam, malah aksi saling sumbat saluran antar petani tidak terhindarkan.  Petani pun harus  berjaga bergilir  hingga tengah malam di tembuku ini untuk memastikan ada air yang mengalir.   

Menghindari kerusakan lahan yang lebih parah serta menghindari robohnya pelinggih yang ada, pihaknya sudah sempat berkoordinasi dengan Pihak Dinas Pertanian serta PUPR. Bahkan petugas dari Dinas Pertanian sudah pernah dicek ke lokasi dan disebutkan jika irigasi setempat adalah saluran utama yang koordinasi ke Dinas PUPR.  Namun setelah dikoordinasikan ke PUPR  Gianyar menyebutkan sudah ditindaklanjuti. "Dari keterangan dinas PUPR disebutkan masih menunggu kesepakatan dari pekaseh. Katanya  sudah koordinasi ke Balai Sungai Bali Penida yang mewilayahi saluran tersebut," ujarnya. 

Hanya saja, setahun lebih sejak pelaporan itu, hingga kini tidak ada tindak lanjutnya. Pihaknya pun berharap pemerintah mengevaluasi bangunan tembuku tersebut. Karena tidak hanya lantara plat beton, mulut pembuangan air juga sangat sempat sehingga saluran pembagi air tidak berfungsi. "Saat airnya meluap, malah  minim mengalir ke saluran pembagi.  Karena air terbendung dinding yang tinggi pula. Masak  nunggu bencana untuk mendatangkan petugas untuk memperbaiki tembuku ini," sesalnya.gus/nop


Komentar

Berita Terbaru

\