Pasar Beringkit Masih Aman dari PMK Sapi
Rabu, 11 Mei 2022
14:50 WITA
Badung
2362 Pengunjung
Made Sukantra, Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana Kabupaten Badung, saat ditemui di kantornya, Rabu, (11/05/2022), Foto : Putu Angga/SD
Badung, suaradewata.com - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi belakangan ini mulai merebak dan membuat keresahan di Indonesia. Beruntung penyakit berbahaya tersebut belum ditemukan ada kasus di Bali, termasuk di Pasar Beringkit, Badung yang notabenenya pasar yang dikenal pusat transaksi Sapi di Pulau Bali. “Sejauh ini sudah merebak di pulau Jawa, dan belum ditemukan ada kasus di Bali, khususnya beringkit,” ucap Made Sukantra, Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Mangu Giri Sedana Kabupaten Badung, Rabu siang, (11/05/2022).
Menurut Sukantra, saat ini sapi di Bali masih aman, karena selalu dilakukan pengecekan kesehatan pada sapi yang akan dikirim ke luar daerah Bali. Pengecekan tersebut dilakukan oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung yang kemudian dikeluarkan SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan).
"Setiap sapi yang lewat daerah akan dikeluarkan SKKH. Dan untuk antisipasi PMK di Pasar Beringkit, kami gencarkan penyemprotan disinfektan," jelasnya.
Lebih lanjut Sukantra mengatakan, penjualan sapi di pasar Beringkit dari awal tahun 2022 sampai Minggu, (08/05/2022), terjual hingga 19.591 ekor sapi untuk sapi pedet dan sapi potong. Jika melihat data, bulan Januari laku terjual 4.627 ekor sapi. Bulan Pebruari laku terjual 3.438 ekor sapi, bulan Maret laku terjual 3.697 ekor sapi dan bulan April laku terjual 6.008 ekor sapi. Sedangkan untuk bulan Mei sampai Minggu, (08/05/2022) ini, baru laku terjual hingga 1.821 ekor sapi. "Penjualan sapi ada yang ke Surabaya, Jakarta dan Jabodetabek," pungkasnya.
Sementara, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Badung, Wayan Wijana mengatakan, terkait merebaknya penyakit Kuku dan Mulut pada sapi di Jawa timur pihaknya sudah mengambil langkah-langkah antisipasi dengan mengumpulkan para Kepala Puskeswan dan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk diberikan arahan. Agar meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta segera melaporkan jika ada kasus yang mengarah PMK.
"Sampai saat ini memang belum ada laporan dari masyarakat terkait PMK. Saat ini juga sedang ada rapat di provinsi terkait antisipasi kasus PMK ini agar terkoordinasi dengan baik," kata Wayan Wijana.
Wijana pun menghimbau kepada masyarakat untuk tidak mengkonsumsi daging sapi yang terjangkit PMK. "Meskipun jarang ditemukan penularan ke manusia karena tergolong zoonosis minor. Sebaiknya masyarakat jangan mengkonsumsi daging yang sudah di vonis terjangkit PMK," himbaunya. ang/red
Komentar