Motif Mulai Terungkap, Polisi Tunggu Hasil Pemeriksaan Psikologi Perempuan yang Ngaku Diculik
Kamis, 05 Mei 2022
13:55 WITA
Tabanan
2121 Pengunjung
Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra. Foto : ISTIMEWA
Tabanan, suaradewata.com – Saat ini penyidik Polres Tabanan masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi dari ATP, 18, perempuan yang mengaku diculik dan nyaris diperkosa lalu dibuang di tegalan dekat Beji Pura Puseh Nyitdah, Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri, Tabanan beberapa hari yang lalu.
“Masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi dari Polda Bali,” ujar sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sumber menambahkan jika berdasarkan pemeriksaan sementara diketahui jika perempuan tersebut sebenarnya jalan dengan seorang lelaki yang baru ia kenal di media sosial. Bukan dengan laki-laki berinisial GA asal Buleleng seperti yang ia sebutkan saat pertama kali ditemukan. Karena sudah dini hari sekitar pukul 03.00 WITA, ATP pun takut dimarahi sang suami. Sehingga ATP meminta perlindungan kepada mertuanya. Oleh mertuanya, ia diberikan tali untuk mengikat diri sehingga seolah-olah ATP menjadi korban penculikan dan tidak dimarahi oleh sang suami. “Sehingga saat ini penyidik tengah mendalami perihal keterlibatan mertua perempuan tersebut,” imbuh sumber.
Kata sumber, ATP yang berasal dari Desa Pandak Gede baru menikah belum lama ini dengan IPG, 32, alamat Desa Nyitdah, Kediri, Tabanan. “Menikahnya abru-baru ini, baru metanjung sambuk, dan belum dikaruniai anak,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua P2TP2A Tabanan, Ni Nengah Budawati yang memberikan pendampingan terhadap ATP mengatakan bahwa pada prinsipnya pihaknya tetap mendampingi korban kendatipun disebutkan ada keterangan yang kontraproduktif dari keterangan awal. “Yang pasti kami tetap mendampingi korban dan saat ini kita masih menunggu hasil pemeriksaan psikologi, jadi kita juga masih menunggu proses lebih lanjut dari pihak kepolisian,” ujarnya saat dikonfirmasi Kamis (5/5).
Dengan demikian, pihaknya juga belum bisa memastikan apakah keterangan yang diberikan korban hanya karangan semata atau tidak. “Namun yang penting untuk kita gali juga adalah apa sebab-sebab dia akhirnya mengungkapkan kronologi yang tidak benar, mengapa dia bisa takut dimarahi oleh suaminya lalu meminta bantuan kepada mertuanya,” tandasnya.
Sebelumnya, Kapolres Tabanan AKBP Ranefli Dian Candra mengatakan jika berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, diketahui jika apa yang disampaikan oleh korban tentang percobaan pemerkosaan yang menimpanya adalah tidak benar. Kronologi yang disampaikan korban kepada polisi hanya karangan lantaran korban diduga takut dimarahi pihak keluarganya karena pulang larut malam. “Sementara baru itu yang bisa sampaikan karena kita masih melakukan pendalaman-pendalaman terhadap keterangan yang kita dapat,” tegasnya.
Namun pihaknya masih terus melakukan pendalaman guna mengungkap kasus tersebut secara tuntas. Pihaknya sendiri sudah meminta keterangan dari korban, terduga pelaku, suami korban, serta mertua korban. Dimana setelah dimintai keterangan GA, asal Buleleng yang disebutkan melakukan penculikan terhadap perempuan tersebut tidak tahu menahu soal kasus itu.
“Ini masih kita akan kita dalami untuk meng-clearkan kronologi yang sebenarnya. Jadi memang perlu pendekatan khusus dari hati ke hati untuk bisa mendapatkan informasi yang tepat dari korban,” sebutnya.
Termasuk adanya informasi bahwa korban mengalami gangguan kejiwaan, hal itu pun masih akan didalami oleh pihaknya. Saat ditanya apakah perempuan tersebut bisa terjerat hukum karena memberikan keterangan bohong? AKBP Ranefli mengatakan jika pihaknya masih akan melakukan pendalaman lebih lanjut karena pihaknya tidak bisa serta merta mengesampingkan faktor-faktor yang menjadi penyebab perempuan tersebut memberikan keterangan bohong. “Walaupun dia sudah menikah dan masih dibawah umur tentunya ada perlindungan dan pendampingan dari LBH maupun psikolog. Yang tidak bisa kita lupakan adalah akar dari permasalahan itu, kenapa bisa dia sampai mengarang cerita itu, itu masih akan kita dalami,” pungkasnya. ayu/yok
Komentar