PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

Jalan Anyelir I, Nomor 4A, Desa Dauh Peken, Kec. Tabanan, Kab. Tabanan, Bali

Call:0361-8311174

info@suaradewata.com

Tradisi Unik Nangluk Merana Desa Tangkid, Arak Sapi dari Pura Desa sampai Pura Dalem

Senin, 14 Desember 2020

23:05 WITA

Buleleng

4064 Pengunjung

PT Suara Dewata Media - Suara dari Pulau Dewata

istimewa

Buleleng, suaradewata.com - Ketua Bli Braya, Dr. S. Lanang Perbawa, SH, MH, menyaksikan langsung tradisi unik upacara Nangluk Merana di Desa Adat Tangkid, Desa Tamblang, Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng, Senin (14/12/2020). Keunikan upacara Nangluk Merana di Desa Adat Tangkid yakni seekor sapi yang berceceran darah diarak dari depan Pura Desa sampai Pura Dalem setempat.

Upacara Nangluk Merana biasanya jatuh pada sasih tilem kaenem perhitungan kalender Bali, yang mana pada tahun 2020 jatuh pada hari Senin (14/12/2020). Nangluk Mrana memiliki arti memohon keselamatan serta hasil alam yang melimpah, khususnya bagi para petani atau masyarakat yang memiliki lahan persawahan maupun kebun. Juga menjauhkan wabah penyakit serta memohon untuk dijauhkan dari marabahaya lainnya.

Ketua Bli Braya menyaksikan langsung Upacara mecaru/nangluk merana di Desa Adat Tangkid, mulai pukul 09.00 pagi. Bedanya prosesi Nangluk Merana di desa Tangkid dengan tempat lainnya yakni, seekor sapi bercecrean darah diarak depan Pura Desa dan Pura Dalem sebanyak 3x. Maknanya untuk menyomia/keseimbangan alam semesta dari bencana/gering/paceklik. Terlebih saat ini masih dalam pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia.

Menurut Klian Desa adat Tangkid, Gede Sudiarsa didampingi Wakil Klian Adat, I Ketut Redana, mengatakan, setiap tilem keenam yanh merupakan hari untuk menyomia butha agar tidak mengganggu masyarakat. Sudah lama dilakukan dari lelengsir/leluhur. "Dumun berdasarkan wahyu yang didapatkan dari Ida Bhatara yang melinggih Desa Tangkid," katanya.

Tradisi ini sudah dilakukan turun temurun, jika ditempat lain upacara dilakukan dengan persembahyangan ke pantai, disini (Desa Tangkid, red) ya seperti ini, lanjutnya.

Setelah prosesi pengarakan sapi yang berceceran darah selesai, pada pukul 12.00, dilanjutkan dengan persembahyangan bersama seluruh masyarakat adat Tangkid. gus/ari


Komentar

Berita Terbaru

\